KabarMagelang__Prosesi "Grebeg Getuk" yang sukses mengundang antusias masyarakat di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (13/4/2025). Mereka tumpah ruah menyaksikan agenda budaya tahunan dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang.
Grebeg Gethuk menyajikan dramatisasi sejarah terjadinya Kota Magelang. Prosesi dimulai dari Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, dan Bulu Bekti Gunungan Palawija.
Sejumlah tamu undangan yang hadir yaitu anggota DPR RI Vita Ervina, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Bupati Temanggung Agus Gondrong, tokoh masyarakat, budayawan dan tamu kehormatan lainnya.
Seluruh peserta dan tamu undangan mengenakan pakaian adat jawa. Wali Kota Magelang Damar Prasetyono memimpin upacara dengan berbahasa Jawa dan selepas itu menyerahkan Surat Pencatatan Ciptaan tentang Hak Cipta Grebeg Getuk.
Surat Hak Cipta dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM ini diserahkan oleh Tri Setyo Nugroho alias Gepeng Nugroho sebagai salah satu pencipta Grebeg Gethuk kepada Wali Kota Magelang atas nama Pemkot Magelang sebagai Pemegang Hak Cipta. Surat ini tertanggal 17 Desember 2024 dan diserahkan pada momentum Grebeg Gethuk tahun 2025.
Dilanjutkan dengan penampilan epic Sendratari "Babad Mahardika". Tari kolosal karya seniman Gepeng Nugroho itu diikuti oleh sekitar 260 penari pelajar Kota Magelang dan 50 orang pendukung dari koreografer hingga pengrawit.
Dua gunungan ini melambangkan laki-laki dan perempuan yang melambangkan kesuburan. Selain gunungan gethuk, digrebeg pula 17 gunungan palawija yang dibawa oleh perwakilan 17 kelurahan. Kurang dari 10 menit, gunungan ludes diperebutkan warga.
Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono bersyukur prosesi Grebeg Gethuk berjalan lancar dari pagi sampai siang. Diharap Grebeg Gethuk ini dapat membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya.
“Tuhan meridhoi, alam mendukung, sehingga acara berjalan sukses, tentunya harapannya acara ini membawa berkah bagi masyarakat,” ujar Damar.
Damar mengatakan ke depan akan mengemas Grebeg Getuk menjadi lebih baik dan spektakuler. Dia pun memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terlibat pada acara ini.
Damar menilai, usia 1.119 Kota Magelang adalah usia yang sudah sangat mantang. Artinya, Kota Magelang memiliki peradaban yang tinggi, di tanah Jawa paling tua secara usia.
“Di Nusantara mungkin kita nomor 2. Artinya apa, usia yang begitu matang ini, saya yakin peradaban kota Magelang akan betul-betul istimewa ke depannya,” katanya.
Dia menegaskan, ke depan akan terus dilaksanakan dan digaungkan ke seluruh negeri, nasional maupun internasional sehingga Grebeg Getuk menambah kazanah budaya Indonesia.
Salah satu pengunjung asal Belgia, Benn, mengaku takjub dengan seluruh prosesi Grebeg Getuk. Terutama dengan Sendratari Babad Mahardika, gerakan dan musiknya yang sangat atraktif.
"Acaranya luar biasa, saya sangat suka. (terutama) suka tari tradisional, musik gamelannya, karena kami tidak punya itu. Saya suka gerakan tangannya, ekspresi, semua saya suka," ungkap Benn, yang sudah beberapa kali mengunjungi Magelang.
Benn sebelumnya sudah mengetahui makanan Getuk dari seorang temannya, termasuk agenda Grebeg Getuk ini. Dia pun menyarankan siapa pun khususnya orang asing untuk datang ke Magelang, setidaknya sekali dalam hidupnya. (Rez).
Tidak ada komentar: