KabarMagelang__Suasana mencekam terjadi di Dusun Gowak, Polengan, Srumbung, Jumat (17/1/2025). Pasalnya seorang suami berinisial SD (45) nekat menyandera lima anggota keluarganya di serambi Masjid Al-Barokah dengan menggunakan beberapa senjata tajam. Diduga masalah internal SD nekat mengancam akan membunuh keluarganya jika tidak bertemu dengan sang adik, SU.
Kepala Dusun Gowak Zaenal Arifin mengaku, tidak tahu persis duduk permasalahannya. Karena SD nekat menyandera istri, anak-anak, dan adiknya di serambi masjid setempat.
"Tahu-tahu (mereka) sudah ada di masjid. Dia (SD) mengancam akan membunuh mereka (lima anggota keluarganya)," ujarnya di lokasi.
Zaenal bersama warga lain berupaya melakukan mediasi dan berkomunikasi dengan SD. Sebab SD membawa beberapa sajam. Namun, SD kukuh tidak mau melepas kelima anggota keluarganya. SD justru meminta warga untuk membawa SU yang pergi. Namun saat mencoba untuk menghubunginya, SU sudah pergi tanpa membawa ponselnya.
Zaenal selanjutnya meminta warga untuk mencari keberadaan SU di lingkungan Dusun Gowak. Tapi, tidak membuahkan hasil sehingga suasana semakin menegang. Bahkan, SD juga berusaha mencari keberadaan SU dengan membuat pengumuman lewat speaker masjid.
"Dia (SD) bilang, 'SU harus datang ke sini (masjid), kalau nggak, saya bunuh mereka (yang disandera)'," katanya menirukan ancaman SD.
Proses negosiasi untuk melepas kelima sandera pun semakin alot. Polisi juga turut andil dalam proses negosiasi itu. Beberapa saat kemudian, SU ditemukan dan mengaku hendak dibunuh oleh SD. Karena itu, dia kabur dari rumah.
"Akhirnya, SD minta dipanggilkan kepala desa dan adiknya (SU). Begitu ketemu, langsung masuk ke masjid," beber Zaenal.
Dia menyebut, setelah SD masuk ke dalam masjid, warga bergegas untuk mengamankan sajam yang dibawa. Sementara kelima anggota keluarganya yang disandera, ikut masuk ke dalam masjid.
Akibat dari peristiwa itu, warga Dusun Gowak tidak bisa melangsungkan salat Jumat di Masjid Al-Barokah. Salatnya dialihkan ke musala terdekat.
Namun, beberapa warga ada yang berjaga di depan masjid untuk membantu proses negosiasi. Zaenal menyebut, butuh waktu lebih dari tiga jam untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Salat Jumat pindah ke musala yang lebih kecil. Negosiasi akhirnya berhasil setelah mendatangkan pak kades dan adiknya," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Muhammad Fachrur Rozi membenarkan adanya peristiwa penyanderaan di serambi Masjid Al-Barokah, Dusun Gowak, Polengan, Srumbung. Penyanderaan tersebut dimulai pukul 10.00-13.30.
"Itu (penyanderaan) dilakukan oleh seseorang yang kami masih ambil keterangannya," jelasnya.
Dia menyebut, penyanderaan itu dilatarbelakangi oleh permasalahan internal keluarga. Namun, dia tidak menyebut detail permasalahannya.
"Adapun tadi yang disandera ada sekitar lima orang. Satu adik kandungnya, satu istrinya, dua anaknya, dan satu keponakannya," tambah Rozi.
Peristiwa tersebut praktis membuat warga khawatir. Sejumlah personel Polresta Magelang pun berupaya melakukan negosiasi. Saat proses negosiasi berlangsung, SD ingin bertemu sang adik. Namun, negosiasi tersebut belum berjalan mulus.
"SD masih enggan diajak musyawarah. Lalu kita kembali menanyakan keinginan SD. Tanpa ragu, SD ingin bertemu dengan kepala Desa Polengan," katanya.
Saat keduanya sudah hadir, SD sedikit melunak dan mengiyakan ajakan negosiasi. Lantas, mereka masuk ke dalam masjid untuk bermusyawarah. Polisi pun mengambil lima sajam berupa tiga buah golok, satu buah parang, dan satu pedang atau katana yang ditinggalkan SD di serambi masjid.
*Saat ini, SD sudah berada di Mapolresta Magelang untuk dimintai keterangan," pungkas Rozi. (Rez).
Tidak ada komentar: