Adapun beberapa poyek itu antara lain zona hijau di kompleks TWC Borobudur, lapangan olahraga Borobudur, dan TPST Pasuruhan. Kemudian, Museum dan Kampung Seni Borobudur serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An-Nuur Sawitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, dia bersama rombongan telah melihat penataan ulang di kawasan Borobudur. Mulai dari zona hijau hingga MAJT.
“Ini (penataan ulang) sudah dikerjakan selama 32 tahun (secara bertahap). Tapi, baru rampung di akhir pemerintahan Pak Jokowi. Rencananya diresmikan minggu pertama atau kedua Oktober,” paparnya.
Dia menegaskan, Jokowi baru saja menandatangani sebuah Perpres tentang penataan kawasan Borobudur yang terpadu.
“Sejumlah kementerian dan instansi terkait telah merancang Perpres itu selama tiga tahun. Sehingga menjadi prestasi tersendiri bagi mereka,” terangnya.
Luhut juga mengapresiasi seluruh kerja keras pemerintah dan instansi terkait karena telah menyelesaikan proyek tersebut. Dia meminta agar seluruh hasil pembangunan dapat dipelihara dengan baik.
Namun, dia masih ingin mendengar masukan-masukan dari masyarakat. Sebab, kawasan Borobudur merupakan milik seluruh elemen dan menjadi mahakarya lebih dari 1.200 tahun yang lalu.
“Hanya saja, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep penataan kawasan Borobudur,” jelasnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, penataan ini merupakan perjuangan lintas generasi dan menjadi hasil kerja tuntas dari pemerintah.
“Bahwa (pembangunan kawasan) Borobudur ini memakan waktu hampir 32 tahun dalam penataannya,” uangkapnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono menambahkan, InJourney telah melakukan re-masterplan atau penataan ulang kawasan Borobudur.
“Tujuannya untuk mewujudkan Candi Borobudur destinasi pariwisata kelas dunia,” ungkapnya.
Penataan ulang kawasan Borobudur, kata dia, bukan hanya tentang memperbaiki secara fisik. Tetapi juga memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
“Kita lihat potensi pariwisata berkualitas dengan basis herritage, cultural, dan spiritual di Candi Borobudur sangat besar,” tandasnya.(rez).
Tidak ada komentar: