Masing-masing desa mengirimkan 50 peserta dengan kreativitasnya. Adapun rute BNC ini dimulai dari depan Museum & Kampung Seni Borobudur, melintasi kantor kecamatan, lalu berjalan menuju Jalan Medang Kamulan, dan berakhir di Terminal Borobudur.
Camat Borobudur Subiyanto mengatakan, BNC merupakan bagian dari perayaan HUT ke-79 RI. Konsepnya sama seperti kirab budaya di tingkat kabupaten maupun kecamatan lain. Hanya saja, BNC memiliki tema dan cara yang berbeda. Mengingat Borobudur menjadi daerah tujuan wisata. Sehinnga konsepnya dibuat semenarik mungkin.
Karnaval bertajuk ‘Gebyar Bumi Sambhara’ ini menjadi upaya untuk menawarkan atraksi kepada masyarakat maupun wisatawan.
“Tugas kami membuat event agar memperpanjang masa tinggal wisatawan. Salah satunya dengan BNC yang diselenggarakan di malam hari agar bisa mengeksplor keindahan Borobudur,” paparnya, Kamis (5/9/2024).
Para peserta karnaval bakal jalan dari depan Museum & Kampung Seni Borobudur menuju depan kantor kecamatan. Panitia telah menyiapkan panggung utama di depan kantor. Setiap peserta akan unjuk gigi di depan tamu undangan selama lima menit.
Setelah itu, barulah mereka akan berjalan lagi hingga bundaran pohon beringin di dekat eks pintu 3 Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur.
“Mereka juga kembali unjuk gigi maksimal lima menit. Kemudian, para peserta melanjutkan perjalanan ke Terminal Borobudur sebagai tujuan akhir,” jelasnya.
Subiyanto menuturkan, BNC menjadi event tahunan sebagai upaya untuk membuat atraksi di malam hari di kawasan Borobudur. Harapannya, gelaran ini dapat menggaungkan potensi wisata di kawasan Borobudur. Sebab, BNC bisa dinikmati oleh seluruh wisatawan di Borobudur.
Apalagi, kata dia, Borobudur memiliki candi yang megah dan merupakan magnet besar. Sehingga bisa menyebar ke 20 desa di Kecamatan Borobudur.
“Supaya gaung Borobudur bisa lebih terasa untuk bisa menarik pengunjung dari berbagai wilayah dan muaranya ada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Subiyanto berharap, BNC akan tumbuh menjadi event yang ditunggu-tunggu masyarakat.
“Seperti halnya perayaan Waisak, Borobudur Marathon, dan lainnya. Terlebih, perhelatan BNC mampu menghadirkan potensi-potensi yang ada di masing-masing desa,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator BNC 2024 Bendrat Agus Sulistyo menyebut, memang ada beberapa daerah yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Hanya saja, ada sejumlah pertimbangan sehingga peserta hanya dikhususkan untuk Borobudur,” ujarnya.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini masyarakat turut mempromosikan keunikan di Borobudur.
“Sekaligus mampu mewujudkan dan mengatualisasi nilai budaya yang ada di relief Candi Borobudur. Sehingga dapat menarik wisatawan,” pungkasnya.(rez).
Tidak ada komentar: