Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » » Final U-17 Putra : Jaya Raya Tantang PB Djarum Perebutkan Piala Hariyanto Arbi di Magelang

kabarMagelang__Pertandingan memperebutkan tiket babak final kejuaraan Polytron Superliga Junior 2024 berlangsung sengit dan menegangkan. Pasalnya, pada fase semifinal yang diselenggarakan di GOR Djarum Magelang, Jawa Tengah, Jumat (16/8), klub - klub papan atas Tanah Air saling memamerkan penampilan terbaik di tengah gelanggang, Jumat (16/8/2024).

Pada sektor U-17 putra, PB Jaya Raya berhasil menundukkan perlawanan Gideon Badminton Academy. Sementara di nomor pertandingan lainnya, ‘perang saudara’ terjadi antara pemain klub asal Kudus, PB Djarum, yang menurunkan dua tim di kategori ini, PB Djarum A dan PB Djarum B.

Dalam babak semifinal tersebut, penampilan superior ditunjukkan PB Jaya Raya. Pemain tunggal Maharishiel Timotius Gain membuka keunggulan klub asal Jakarta tersebut dengan menyudahi perlawanan pemain tunggal pertama Gideon Badminton Academy Dave Valentino Kurniawan dengan skor 21-7, 21-13.

Di partai ganda putra, perpaduan Grendly Alkatib Lumintang/ Muhammad Vito Annafsa hanya butuh 24 menit saat mengalahkan Fadhullah Muas/Joseph Marcelino. Tidak jauh berbeda dari dua partai sebelumnya, Glend Yosua Octavianus Rumondor sanggup menunjukkan penampilan impresif saat berhadapan dengan Farel Dwi Prasetya dan juga meraih kemenangan dua gim langsung 21-16, 21-10.

Menatap laga final yang akan digelar pada Sabtu (17/8), Maharishiel Timotius atau yang akrab disapa Tio ini berharap dapat kembali menunjukkan performa terbaik sehingga membantu timnya menjadi juara di Polytron Superliga Junior 2024. Ia juga menyadari PB Djarum merupakan lawan kuat untuk dikalahkan dan membutuhkan kerja keras ekstra untuk bisa menang.

"Puji Tuhan saya bisa memenangkan pertandingan dengan baik tanpa kendala berarti dan menyumbang poin kemenangan buat tim. Hasil itu didapat karena saya fokus ke permainan dan tidak banyak melakukan kesalahan sendiri. Selain itu, lawan juga tidak terlalu agresif menyerang sehingga saya mengontrol permainan,” ujarnya.

“Di final tim kami akan melawan PB Djarum dan kemungkinan akan banyak suporter dan dukungan untuk mereka di tribun. Sehingga saya perlu mempersiapkan mental agar bisa bermain lepas dan mengendalikan permainan. Saya tentu ingin tim menjadi juara, tetapi yang terpenting adalah mampu memaksimalkan penampilan di final," sambung atlet yang akrab disapa Tio itu.

Sementara itu, pada laga semifinal lainnya, PB Djarum A hanya perlu memainkan tiga pertandingan melawan PB Djarum B untuk bisa mengunci tiket ke final. Radithya Bayu Wardana yang tampil sebagai pemain tunggal pertama PB Djarum A mampu memberikan poin usai mengalahkan Alif Akbar dua gim langsung dengan skor 21-13, 21-10. Selanjutnya, di nomor ganda putra Muhammad Rizki Mubarrok/Raihan Daffa Edsel Pramono pun menuai hasil positif 21-16, 21-11 kontra pasangan Fernando Christian Setia Gunawan/Muhammad Lutfhi Habibi.

PB Djarum A memastikan kemenangan 3-0 lewat tunggal putra kedua, Yarits Al Kaaf Rengganingtyas yang menjadi pemain penentu kemenangan setelah menekuk Farel Fadhilah Ukasyah dengan skor 21-9, 21-15. Kepastian melaju ke final U-17 putra membuat Yarits bertekad akan tampil habis-habisan. Bahkan, ia pun sudah berencana bermain cepat dan menekan sejak gim pertama sehingga dapat mengendalikan jalannya laga.

"Saya senang bisa menjadi pemain penentu kemenangan di semifinal dan memastikan tim mendapat satu tempat di final. Di pertandingan saya mampu menampilkan performa maksimal sesuai dengan harapan sebelum pertandingan. Di gim pertama saya langsung tampil menekan, tetapi di gim kedua lawan sudah panas dan tampil ulet. Namun, saya terus bermain menyerang dan memastikan kemenangan. Saya akan berjuang keras jika kembali dipercaya untuk bermain di final. Menurut saya laga final nanti akan berlangsung sengit karena Jaya Raya adalah lawan kuat dan tidak mudah untuk dikalahkan," kata Yarits.

Beralih ke sektor U-17 Putri, pertarungan ketat terjadi tatkala PB Djarum A bertemu dengan PB Jaya Raya. Dua tim harus memainkan empat partai hingga akhirnya PB Djarum A sukses menjejak ke babak final dengan skor 3-1. PB Djarum membuka keunggulan di partai pertama saat Jolin Angelia memaksa pertandingan melawan Miftaqul Putri Ayudis harus diselesaikan lewat rubber game dengan skor 22-24, 21-13, 21-17.

Di laga kedua, giliran pasangan Afina Musa Putri/Nur Aliah Rahma dari PB Jaya Raya membuat kedudukan kembali imbang 1-1 karena mampu mengalahkan Atresia Naufa Candani/Aurelia Syakira Putri juga melalui pertarungan tiga gim. PB Djarum akhirnya dapat mengamankan tiket ke final setelah memenangi dua partai berikutnya yang dimainkan tunggal putri Shaafiya Yasmin Maitsaa dan pasangan Selsi Josika/Yasintha Ristyna Putri.

“Alhamdulilah kami bisa menang meski mengalami sempat kesulitan di gim pertama. Namun, kami bisa mulai memahami permainan lawan sehingga dapat membalikkan keadaan di gim kedua dan ketiga. Khususnya di gim kedua, tadi kami berusaha membuat tempo permainan menjadi lebih cepat dan membuat lawan dalam situasi lebih tertekan,” kata Selsi. 

Di lapangan berbeda, Mutiara Cardinal menggagalkan terjadinya all PB Djarum final. Klub yang bermarkas di kota Bandung tersebut berhasil mendulang kemenangan 3-1 atas PB Djarum B yang diawali oleh Kayla Arsya Medina saat menghentikan perlawanan Hani Miftasari dengan skor 21-17, 21-11. Posisi kembali imbang ketika pemain tunggal PB Djarum B, Frisca Adelia Arifah berhasil mengalahkan Keira Putri Indriyan.

Mutiara Cardinal akhirnya menyegel tiket ke partai final usai menang di dua pertandingan selanjutnya lewat nama pemain tunggal Mayla Cahya Afiilian Pratiwi dan ganda Kanaya Putri Juanda Utami/Kayla Arsya Medina. Perkuat Mata Rantai Ekosistem dan Berikan Pengalaman Berharga

Ketua Panitia Pelaksana Polytron Superliga Junior Yuni Kartika menuturkan, sengitnya persaingan menuju tangga juara menjadi angin segar bagi mata rantai ekosistem bulu tangkis di Indonesia. Pasalnya, sejak fase grup, semangat para pebulu tangkis muda guna merebut gelar juara sangat terasa.

“Partisipasi dan semangat yang mereka tunjukkan sejak hari pertama turnamen demi meraih gelar juara merupakan titik cerah bagi ekosistem bulu tangkis nasional. Karena, turnamen ini adalah sarana yang tepat bagi pebulu tangkis muda Indonesia membentuk mental mereka dengan melakoni pertandingan format beregu yang sangat bertumpu pada kerja sama dan kekompakan tim,” ujar Yuni. 

Selain itu, legenda bulu tangkis yang menjuarai Piala Uber 1994 ini menuturkan Polytron Superliga Junior bisa memberikan pengalaman berharga bagi para atlet muda Indonesia yang bertanding. Pasalnya, tidak hanya berjumpa dengan sesama pemain nasional, mereka juga bisa menguji teknik dan kemampuan melawan pemain asing.

“Tahun ini, ada tujuh negara asing yang berpartisipasi sehingga atlet-atlet muda Indonesia bisa menguji kemampuan mereka melawan pemain asing yang memiliki kemampuan variatif. Dari sisi penyelenggara, kami berharap turnamen ini bisa memberikan pengalaman berharga yang berdampak positif bagi pengembangan atlet muda sebelum mereka memasuki fase dewasa,” tandas Yuni.

Tak hanya bagi atlet nasional, pengalaman berharga berlaga di Polytron Superliga Junior 2024 juga dialami oleh pemain asal China, Xie Si Chen. Tunggal putri yang turun di kategori U-19 ini mengaku terkejut dengan kemampuan para pemain muda Indonesia.

“Saya sudah dua kali bertanding di luar China, pertama saya pernah bermain di Korea Selatan, kedua di Indonesia. Senang sekali memiliki pengalaman bermain di Indonesia, terlebih penyelenggaraan Polytron Superliga Junior 2024 dikemas dengan sangat baik. Saya melihat pemain-pemain asal Indonesia karena memiliki skill dan langkah yang sangat bagus,” kata Xie Si Chen.(rez).

 

About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply