Selanjutnya, air disemayamkan di Candi Mendut dan disakralkan melalui ritual yang dilakukan para biksu dan umat Buddha.
Ketua Umum DPP Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) Bhante Dhammavuddho Thera mengatakan, air adalah sumber kehidupan. Air akan membuat kehidupan ini menjadi terayomi oleh tuntutan dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan.
“Dengan air, kehidupan kita semua akan langgeng,” katanya.
Setelah tiba di Candi Mendut air akan disakralkan para umat Buddha. Selanjutnya air tersebut akan dilaksanakan prosesi pradaksuna di Candi Borobudur.
Pradaksina merupakan tradisi meditasi dengan cara berjalan kaki mengelilingi stupa Candi Borobudur sebanyak 3 kali searah jarum jam.
Dalam pradaksina, para biksu berdoa dengan membaca mantera-mantera sesuai keyakinan masing-masing. Berharap agar cita-citanya terkabul.
Kamis, (23/5/2014) sebagai puncak peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE/ 2024, api dharma bersama air suci yang diambil dari Jumprit, Temanggung, dikirab menuju Candi Borobudur.
Dalam rangkaian peringatan Hari Raya Waisak 2024 ini, Walubi Jawa Tengah, berharap, terwujudnya kebersamaan dan kerukunan hidup umat beragama yang dilandasi cinta kasih dan welas asih. Hal itu menjadi rangkaian seluruh aktifitas Buddha Dharma Indonesi.
“Kalau kita di Indonesia ini berharap bisa rukun, bahagia. Semua bisa makmur sentosa. Kehidupan bangsa kita juga aman dan baik,” haranya. (Dwie).
Tidak ada komentar: