Hal itu disampaikan Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz pada kegiatan In House Training (IHT) tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di satuan pendidikan di Kota Magelang tahun 2024, di SMA Taruna Nusantara Magelang, Selasa (2/4/2024).
Kegiatan tersebut diikuti oleh Kepala Sekolah SD/MI dan SMP/MTs serta Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) di Kota Magelang.
Dokter Aziz menceritakan, sebagai putra seorang TNI, sedari kecil dirinya sudah digembleng oleh ayahnya dengan pola disiplin, militer dan cinta tanah air. Dia pun konsen dan sejalan dengan pola pendidikan SMA Taruna Nusantara yang menanamkan nilai patriotisme dan nasionalisme di tengah gempuran kemajuan jaman, HP dan digitalisasi.
"Kekerasan bukan saja di dunia nyata, namun marak di media sosial seperti caci maki, olok-olok dan sebagainya. Itu bisa dikikis dengan penanaman dan pembentukan karakter, moral dan ahlak. Seperti seberapapun tinggi jabatan namun harus tetap hormat dengan guru-gurunya," ungkapnya.
Dia menambahkan, kecintaan berlebihan kepada materi, yang sempat tercermin ketika pesta demokrasi memang tidak mudah dikikis. Namun dengan karakter dan prinsip yang kuat hal itu bisa diantisipasi.
Dokter Aziz berkomitmen untuk selalu mendukung dan mendorong kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanaman rasa nasionalisme, kedisiplinan dan patriotisme baik di lingkungan sekolah maupun di tengah masyarakat pada umumnya.
Ketua Panitia IHT, Henang Widayanto menjelaskan, tujuan IHT untuk kepala sekolah SD/MI, SMP/MTs ini adalah untuk memperluas wawasan tentang kepemimpinan kebangsaan dalam pengembangan pendidikan karakter, memahami pentingnya peranan setiap komponen pendidikan bagi penguatan pendidikan karakter dan memahami petunjuk teknis Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan.
Selain itu, untuk menyusun tindak lanjut hasil diskusi implementasi juknis PPKSP yang terakomodasi dalam Tata Tertib Sekolah dan Program PPKSP satuan pendidikan, memperkuat tindak pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan dengan memperluas lingkup sasaran ke peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan warga satuan pendidikan.
"Kegiatan ini untuk mendukung pendidikan tanpa kekerasan, sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang inklusif, kebhinekaan, dan aman bagi seluruh warga di satuan pendidikan," imbuh Henang.
Peserta kegiatan berjumlah total 275 orang terdiri dari Kepala Sekolah SD/MI/SMP/MTs, Kepala Tim PPKSP SD/MI/SMP/MTs dan SMA Taruna Nusantara, segenap pamong SMA Taruna Nusantara dan panitia kegiatan. Kegiatan diisi dengan paparan materi narasumber dan diskusi yang menghasilkan produk sebagai tindak lanjut PPKSP. (Rez).
Tidak ada komentar: