kabarMagelang.com__Kabupaten Magelang satu-satunya penggagas Program Kampung Iklim (proklim) tingkat kecamatan, setelah dua kecamatan dan beberapa desa mendapatkan penghargaan Proklim dari Kementrian Lingkungan hidup.
Hal tersebut
disampaikan Kpala Bidang Pengelolaan Sampahdan Peningkatan Kapasitas Lingkungan
Hidup (PSPKLH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Uswatun Wulandari
S.Spi, saat menghadiri kegiatan peningkatan kapasitas tenaga pendukung penyuluh
lingkungan Kabupaten Magelang, di kawasan wisata lembah pinus Merindu Desa
Surodadi, Kecamatan Candimulyo, Magelang, baru – baru ini.
Wulandari
mengungkapkan proklim tingkat kecamatan di Indonesia hanya ada di Kabupaten
Magelang, dan gagasan tersebut juga berasal dari Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Magelang. Saat ada dua Kecamatan di Kabupaten Magelang sudah mendapatkan
pengahrgaan proklim lestari, yakni Kecamtan Saeawangan dan Kajoran.
“Kecamatan
Sawangan sudah tahun 2022 kemarin, dan Tahun ini Kecamatan Kajoran
penghargaanya sudah kita terima, tinggal mendeklarasikan saja. Dan ini
satu-satunya gagasan pertama proklim kecamatan di Indonesia,” ungkapnya.
Dia mengatakan
saat ini DLH Kabupaten Magelang sedang berupaya meraih pengahrgaan proklim
kecamatan untuk tahun berikutnya (2024) yakni Kecamatan Ngablak.
“Untuk
penghargaaan proklim tahun depan kita sedang menggarap di Kecamatan Ngablak,”
kata Wulandari.
Dia
menyebutkan melalui tenaga pendukung penyuluh lingkungan yang ada di Kabupaten
Magelang hampir semua desa sudah proklim.
Hanya saja yang sudah tingkat lestari dan mendapatkan penghargaan baru ada tiga
desa yakni, Margoyoso Salaman, Sambak Kajoran, dan Desa Banyuroto Sawangan.
“Proklim sendiri
ada beberapa tingkat, mulai dari Pratama, Madya, Utama dan paling tinggi adalah
Lestari. Untuk menjadi Proklim Lestari syaratnya harus sudah Utama minimal 2
tahun dan harus sudah membina 10 desa di sekitarnya. Dan manfaat yang didapat kalau
sudah Proklim Lestari selain ekologi juga ekonomi masyarakat,” jelas Wulandari.
Dalam kegiatan
peningkatan kapasitas yang diikuti 15 orang tenaga pendukung penyuluh
lingkungan Kabupaten Magelang tersebut juga mendatangkan salah satu pegiat dan
aktivis lingkungan di Kabupaten Magelang Anis Musyarifah.
Sesuai dengan tugasnya
yakni mendampingi masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sampah, mereka yang
mayoritas teridir dari kaum perempuan ini diajarkan praktik membuat pupuk organic
dari bahan sampah.
“Ini dalam
rangka peningkatan kapasitas mereka pengelolaan sampah organic. Jadi mereka
tugasnya mendampingi masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sampah baik organic
maupun un-organik. Kalau kegiatan ini kita belajar pengelolaan sampah yang organic
hingga menjadi kompos,” ugkapnya.
“Sampah itu dicampur
dengan kotoran hewan sedikit, bisa dikelola menjadi kompos, agar bermanfaat
baik untuk masyarakat, dan juga bisa diperjual belikan sehingga membawa
peningkatan ekonomi,” pungkas Wulandari.
Diketahu perubahan iklim yang berlangsung saat ini sudah sangat memprihatinkan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan, pegiat serta aktivis lingkungan hingga masyarakat yang sadar akan pentingya menyelamatkan bumi sebagai tempat tinggal.(kmgl/haq).
Tidak ada komentar: