Edisi 20 Oktober 2023
,KabarMagelang.com_Pemahat batu di Prumpung Muntilan, Magelang, diharapkan tidak hanya menjual hasil karya, namun juga bisa menjual prosesnya sebagai edukasi wisata. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Mulyanto, pada kegiatan Pelatihan Pengembangan Design Pahat Batu Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kabupaten Magelang 2023 di Prumpung, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jumat (20/10/2023).
Pelatihan yang
diikuti 40 orang pelaku pahat batu tersebut, digelar guna meningkatkan ketrampilan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan karya seni berkualitas tinggi khusunya karya
seni pahat batu. Selain pelaksanaan pelatihan ini difokuskan pada sektor seni
rupa untuk pengembanga dan peningkatan sehingga menghasilkan karya berkwalitas
tinggi.
Kegiatan
pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Kepala DIsparpora Kabupaten Magelang
Mulyanto, dengan menghadirkan beberapa naras umber diantaranya Anggota Komisi
II DPRD Kabupaten Magelang, Paktisi Akademisi Dyah Retno Fitriani, dan Sumino,
Owner Sanggar Rejeki Watubhmi Tri Agung Setyawan.
Kepala
Disparpora Kabupaten Magelang Mulyanto mengungkapkan bahwa secara historis batu
candi bersal dari Gunung Merapi, akan tetapi yang menikmati dari berbagai darerah
di Indonesia bahka luar negeri.
“Maka berbicara
tentang kreativitas yang sudah sangat uar biasa ini, sebagai pewaris harus
mampu tetap meneruskan warisan leluhur turun temurun. Karena kegiatan ini berkaitan
dengan pariwisata segala macam kegiatan dengan sarana prasarana, untuk
mendukung pariwisata, maka kita siapkan.
“Kita harapanya
yang dijual tidak hanya karya batu, tetapi juga proses dari karya batu
tersebut. Jadi orang tertarik ke kit aitu melihat bagaiaman prosesnya, mulai
dari batu yang tidak beraraturan, kemudian dipecah, sehingga menjadi sebuah
cobek dan munthu dan lain sebaginya,” jelasnya.
“Harapan kami
kita mampu untuk berkolaborasi dengan pelaku atau pengrajin pahat batu di sini
yang nantinya akan terus kita dorong agar mereka semakin berkreasi, dan membuat
design - design baru yang mampu untuk ditangkap pasar,” terang Mulyanto.
Mulyanto
menambahkan sebagai wilayah penyangga bahwa kegiatan tersebut juga selaras
dengan Candi Borobudur yang ditetapkan sebagai Destinasi super prioritas.
“Tentu ini menjadi salah satu bagian penyangga,
karena kita akan mengelola di luar ring satu dan dua. Harapanya dengan
pengelolaan ini sesuai dengan visi misi Bupati Magelang dimana terwujudnya Kabupaten
Magelang yang sejahtera berdaya saing dan Amanah ini mampu kita dorong untuk ruang
yang sekecil-kecilnya termasuk sampai ke pengrajin batu ini,” papar Mulyanto.
“Saya berharap
ada semacam hilirisasi. Batu jangan sampai keluar masih berwujud batu. Tetapi bagaimana
keluar Kabupaten Magelang sudah berupa hasil kreativitas masyarakat, misal cobek,
patung dan sebagainya. Apalagi patung di Prumpung ini sudah terkrnal di
mana-mana, jangan sampai batunya yang kemana-mana. Ini akan menambah
kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Oleh karena
itu pihaknya akan mendorong Pemerintak Kabupaten Magelang untuk membuat sebuah
regulasi atau aturan yang jelas dan dan riil yang berpihak kepada para
pengrajin.
“Seperti bagaimana
melindungi bahan baku, serta bagaimana melindungi hak paten dari para pengrajin.
Jika semua sudah ada aturan yang jelas maka selanjutnya kami akan melakukan pengawasan,
sehingga semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik masyarakat maupun
pemerintah Kabupaten Magelang,” pungkas Gunawan.(kmgl/az).
Tidak ada komentar: