05 Agustus 2023, Borobudur, kabarMagelang.com__Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dengan dukungan penuh dari PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) menjadi tuan rumah ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 Cultural Visit.
Acara ini
merupakan agenda perjalanan sebagai bagian rangkaian ASEAN IIDC 2023 yang
digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menciptakan perdamaian,
harmoni, dan stabilitas global, melalui peran agama. ASEAN IIDC 2023 Cultural
Visit digelar pada 4-5 Agustus 2023, terdiri dari rangkaian Gala Dinner pada
Jumat malam dan kunjungan ke Candi Borobudur pada Sabtu pagi (5/8/2023).
Agenda ini
diikuti oleh sekitar 30 partisipan yakni para tokoh agama, rektor, dan
akademisi dalam dan luar negeri. ASEAN IIDC 2023 Cultural Visit diharapkan
dapat memberi manfaat bagi para partisipan, untuk memperkuat pemahaman sejarah
dan budaya, melakukan apresiasi seni dan arsitektur, memberi pengalaman
spiritual, mendorong pengembangan pariwisata, dan mendukung pelestarian budaya.
Seluruh
perjalanan di agenda ini juga menjadi kesempatan eksklusif peserta untuk
berjejaring dan mempererat persahabatan antar-negara.
“ASEAN IIDC
2023 merupakan agenda yang luar biasa untuk memfasilitasi dialog antar-budaya, kolaborasi
ilmiah, dan pertukaran pengetahuan yang berharga di antara komunitas akademik
dan praktisi dari berbagai negara di kawasan ASEAN. UNU Yogyakarta sangat
bangga terlibat dalam agenda besar dan bersejarah ini,” ungkap Rektor UNU Yogyakarta
Widya Priyahita.
Ia menuturkan
salah satu momen menarik pada acara ini adalah Cultural Visit ke Candi
Borobudur. Para peserta diajak untuk menjelajahi peninggalan cagar budaya
Indonesia tersebut.
“Kunjungan ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi dan kesempatan berharga bagi peserta
untuk merasakan kekayaan sejarah, seni, dan spiritualitas yang melandasi situs
bersejarah ini,” paparnya.
Rektor UNU
Yogyakarta berharap acara ini menjadi jembatan penting untuk memperkuat
hubungan antarbangsa, mempromosikan persahabatan perdamaian, dan mendorong
kerjasama ilmiah yang berkelanjutan di kawasan ASEAN.
“Semangat
ASEAN IIDC 2023 ini adalah semangat kolaborasi, inklusivitas, dan saling
pengertian,” kata Widya.
Adapun
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC),
Febrina Intan menyambut baik agenda ini.
“Candi
Borobudur merupakan bingkai yang merajut semangat toleransi dan kebersamaan
untuk mewujudkan Harmony in Diversity. Sebagai pengelola destinasi wisata
heritage, PT TWC berkomitmen menghadirkan destinasi wisata yang representatif
dan profesional bagi masyarakat Indonesia melalui spirit “Heritage in Harmony”.
Visi Heritage in Harmony ini merepresentasikan destinasi wisata yang
mencerminkan keragaman budaya, dengan nilai-nilai heritage, spiritual dan sikap
toleransi di Indonesia,” terangnya.
Febrina Intan
juga menuturkan bahwa PT TWC berkomitmen penuh dalam pengelolaan destinasi
heritage & culture yang berkualitas dan berkelanjutan. Terdapat 4 (empat)
pilar pengelolaan destinasi wisata yang dilakukan oleh PT TWC, yaitu
Konservasi, Spiritual, Edukasi, dan Pariwisata.
“Untuk
mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menuju Quality
& Sustainable Tourism, PT TWC senantiasa bersinergi dan berkolaborasi
dengan stakeholders terkait. Baik dalam kegiatan Spiritual Tourism, Sport
Tourism, Education, Culture & Community Based on Development, dsb. Kami
menyambut baik agenda ASEAN IIDC 2023 Cultural Visit di Candi Borobudur ini.
Semoga melalui kunjungan ini, dapat memberikan insight mendalam mengenai
indahnya keragaman budaya dan spiritualitas Candi Borobudur dan kawasan.
Mengingat Candi Borobudur ini adalah jendela dunia, dimana kita dapat
mempelajari kaidah-kaidah kehidupan, yang terpahat dalam setiap reliefnya,
sehingga memberikan inspirasi bagi kita,” papar Febrina.
Dia menambahkan
bahwa PT TWC mendukung kegiatan keagamaan di destinasi yang dikelola PT TWC,
termasuk Candi Borobudur. Hal tersebut merupakan salah satu wujud nyata
bertumbuhnya kegiatan Spiritual Tourism di kawasan Candi Borobudur. Melalui
Spiritual Tourism, aktivitas keagamaan di destinasi PT TWC, turut menyertai
sebagai penguat program Quality and Sustainable Tourism, yang dapat memberikan
dampak perekonomian bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Hal ini
selaras dengan komitmen PT TWC dalam mengembangkan kawasan Candi Borobudur
berbasis pada 4 pilar, yaitu Edukasi, Konservasi, Spiritual dan Pariwisata.
Melalui berbagai sinergitas, PT TWC mendukung upaya untuk mengembangkan serta
mempromosikan spiritual tourism di Candi Borobudur.
Harapannya
dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut, dapat membangun
keharmonisan baik harmoni spiritual dalam diri dan semesta, harmoni sesama
dalam keberagaman, juga harmoni semua stakeholders terkait, baik komunitas dan
institusi yang memiliki tujuan yang sama dalam menjaga dan memelihara Candi
Borobudur sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.
Keberagaman
cukup besar menaungi dan mewarnai proses kehidupan masyarakat di sekitar
Borobudur. Pada relief Candi Borobudur juga tervisualisasikan aktivitas
kehidupan masyarakat yang beragam, artinya ada budaya lokal yang masih tetap
terjaga meskipun telah terjadi akulturasi budaya ASEAN IIDC 2023 Cultural Visit
diikuti oleh sejumlah tokoh agama, akademis, dan belasan tokoh lain dari
lembaga ternama dunia.
Delegasi dari
Austria, Ruediger Lohlker, mengaku memperoleh banyak gagasan dari agenda ini,
terutama untuk bidang kajiannya.
“Kunjungan ke
Candi Borobudur ini menginspirasi saya untuk mulai memikirkan pendekatan
keilmuan baru dan proyek ilmiah baru di masa depan,” ujar profesor di bidang
Islamic Studies dari University of Vienna ini.
Adapun peserta
dari Timor Leste, Martinho G Gusmao, bahkan menyatakan kunjungan ke Candi
Borobudur merupakan suatu pengalaman religius yang indah.
“Pengalaman
ini mengubah paradigma cara kita melihat keanekaragaman agama dan budaya. Iman
itu tumbuh di dalam satu budaya dan budaya itu menjadi subur karena pengalaman
iman. Ini yang saya rasakan kuat hari ini,” tuturnya.
Lebih jauh,
Candi Borobudur bisa dianggap sebagai akar tumbuhnya harmoni lintas agama dan
lintas budaya di Indonesia.
“Indonesia menjadi
pertemuan dua kutub ini dan menjadi rumah bagi kebhinekaan. Ini sangat indah,”
paparnya.
Para tokoh peserta ASEAN IIDC Cultural Visit 2023 turut berkontribusi dalam penulisan buku “Proceedings of the R20 International Summit of Religious Leaders”. Buku ini merupakan hasil dari Forum Agama R20 yang digelar PBNU pada November 2022. Buku yang menyuarakan nilai-nilai peradaban bersama dari para perspektif agama tersebut akan diluncurkan sehari sebelum kunjungan ke Candi Borobudur.(kmgl/az).
Tidak ada komentar: