kabarMagelang.com__Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Magelang perlu melakukan upaya pencegahan pelanggaran maksimal jelang Pemilu 2024. Mengingat hasil pemetaan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Kabupaten Magelang masuk kategori rawan tinggi.
Untuk
diketahui, Bawaslu RI merilis IKP secara nasional pada 16 Desember 2022 di
Redtop Hotel, Jakarta. Proses penyusunan IKP ini dilakukan secara nasional tiap
provinsi, dan kabupaten kota di Indonesia sejak Agustus lalu.
Konstruksi
penyusunan IKP Pemilu 2024 ini menggunakan empat dimensi, 12 subdimensi dan 61
indikator. Empat dimensi itu meliputi, konteks sosial politik,
penyelengaraan Pemilu, kontestasi, dan partisipasi.
Koordinator
Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu RI Loly Suhenti
mengatakan, proses penyusunan IKP ini bagian dari upaya Bawaslu dalam
mendeteksi dini dan mengetahui tingkat kerawanan di tiap daerah jelang Pemilu
2024.
“IKP ini
sebagai deteksi dini bagi semua pihak tidak hanya Bawaslu dalam upaya menekan
potensi pelanggaran Pemilu 2024,” ujar Loly saat peluncuran IKP di Jakarta.
Loly
menjelaskan, bahwa penyusunan IKP dihimpun dari tahun 2018 sampai dengan
Pilkada 2020. Data yang dihimpun tersebut kemudian diolah dari semua wilayah di
Indonesia.
“Pemetaan
kerawanan ini menjadi bahan bagi penyelenggara, termasuk para pihak agar
memiliki kewaspadaan dini,” katanya.
Koordinator
Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Kabupaten Magelang
Sumarni Aini Ch menjelaskan, dari hasil IKP yang diumumkan Bawaslu RI,
Kabupatan Magelang masuk dalam daftar kategori rawan tinggi. Secara nasional
terdapat 85 Kabupaten/ kota dengan tingkat kerawanan tinggi. Kabupaten
Magelang sendiri masuk pada urutan nomor 60 dengan indeks : 54,25.
"Pada
saat kita melakukan asesmen, dari empat dimensi di Kabupaten Magelang memang di
aspek kontestasi ada beberapa indikator pernah terjadi," jelas Aini.
Aini
merincikan, merujuk hasil temuan dan riset dari hasil IKP Pemilu dan Pemilihan
Serentak 2024 ini, Badan Pengawas Pemilu mencatat sejumlah isu strategis yang
harus menjadi perhatian bersama, terutama oleh penyelenggara pemilu sebagai
upaya membawa proses pelaksanaan pemilihan umum 2024 yang lebih terbuka, jujur,
dan adil.
“Netralitas
penyelenggara pemilu harus dijaga, dirawat, dan dikuatkan untuk meningkatkan
kepercayaan publik sekaligus merawat harapan publik akan proses pemilihan umum
yang lebih kredibel dan akuntabel,” katanya.
Selanjutnya,
kata Aini, polemik proses verifikasi faktual partai politik yang diwarnai oleh
ketegangan di internal penyelenggara pemilu, menjadi pengalaman penting bagi
penyelenggara pemilu terkait urgensi menjaga netralitas dan profesionalitas
penyelenggara pemilu.
Ketiga, kata
Aini, pelaksanaan tahapan pemilu di Daerah Otonomi Baru di wilayah Papua dan
Papua Barat harus menjadi perhatian khusus, terutama terkait kesiapan wilayah
baru tersebut dalam mengikuti ritme dari tahapan pemilu yang sudah berjalan.
Keempat, potensi masih kentalnya polarisasi di masyarakat terkait dukungan
politik tetap harus menjadi perhatian untuk menjaga kondusifitas dan stabilitas
selama tahapan pemilihan umum berjalan
“Intensitas
penggunaan media sosial yang makin meningkat, tentu membutuhkan langkah-langkah
mitigasi secara khusus untuk mengurangi dampak politik dan kerawanan yang
terjadi dari dinamika politik di dunia digital,” paparnya.
“Pemenuhan hak
memilih dan dipilih tetap harus dijamin sebagai bagian dari upaya melayani
hak-hak warga negara, terutama dari kalangan perempuan dan kelompok rentan,” tegas
Aini.
Sementara itu,
Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang Muhammad Habib Shaleh menambahkan, pihaknya
akan memaksimalkan kerja sama dengan para pihak meliputi, penyelenggara pemilu,
pemerintah kabupaten, peserta pemilu, Polres, Kodim 0705, tokoh masyarakat,
tokoh agama serta segenap masyarakat Kabupaten Magelang.
“Sebenarnya
upaya pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Magelang dari tiap
pemilihan dan pemilu sudah maksimal. Dengan berbagai inovasi yang kita
kembangkan namun kita tetap harus kerja keras dan bersinergi dengan semua
elemen,” katanya.
Meski begitu,
kata Habib, menghadapi Pemilu 2024, karena wilayahnya masuk kategori rawan
tinggi, berbagai strategi akan dilakukan. Ragam inovasi yang sudah dilakukan
akan dipertahankan dan akan lebih banyak memperkokoh kerja sama antarlembaga
dan penguatan tenaga pengawasan hingga tingkat TPS.
“Kita memahami
hampir di semua tahapan Pemilu berpotensi ada pelanggaran. Maka upaya
pencegahan akan kita lakukan disemua lini tahapan Pemilu. Sehingga indeks rawan
tersebut bisa ditekan,” pungkasnya. (HB/kbm2)
Tidak ada komentar: