Candimulyo, kabarMagelang.com__Usia boleh saja masih muda, tapi karya tak kalah melebihi batas. Itulah Rayndra Syahdan Mahmudin, pemuda 27 tahun itu telah sukses menjadi peternak berkonsep modern, dan didaulat sebagai Duta Petani Milenial Kementrian Pertanian RI.
Berawal
2016, Rayndra mendapat bantuan program Pertumbuhan Wirausahawan Muda
Pertanian dari Kementrian Pertanian senilai Rp 30 juta. Bantuan tersebut
berbentuk permodalan untuk bisnis peternakan kambing dan domba.
"Saya
menjadi salah satu penerima program dari Kementrian Pertanian saat itu,"
ujar Rayndra saat ditemui di Dusun Semen Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo,
Kabupaten Magelang, baru-baru ini.
Baginya, itu
adalah kesempatan terbaiknya dalam menekuni dunia pertanian, terutama sektor
peternakan. Rayndra sendiri merupakan lulusan SMKN 1 Ngablak jurusan pertanian,
kemudian dilanjutkan S1 di Politeknik Pertanian jurusan Peternakan di
Yogyakarta-Magelang.
"Jadi
memang sektor pertanian ini dipandang rendah terutama oleh generasi milenial.
Kenapa saya memilih ini karena memang saya berada di lingkungan pertanian, saya
berasal dari SMKN 1 Ngablak jurusan pertanian S1 juga di politeknik pembangunan
pertanian jurusan peternakan di Yogyakarta-Magelang dan S2 juga mengambil agribisnis,"
lanjutnya.
Bukan
perjuangan jika tidak menemui hambatan. Pemuda kelahiran Magelang, 29 November
1995 itu justru mendapat pertentangan dari keluarganya. Karena dunia pertanian
atau peternakan dianggap kurang menguntungkan.
"Tapi
memang hambatannya cukup besar justru di lingkungan keluarga sendiri. Banyak
yang tidak percaya kalau sektor pertanian itu menguntungkan. Tetapi saya
berusaha membuktikan dan alhamdulillah usaha saya di bidang pertanian menjadi
baik dan juga berkembang pesat," lanjutnya.
Dari
keseriusannya itu, peternakan kambing dan domba miliknya berkembang pesat. Saat
ini sudah ada 7 kandang berkapasitas total 1100 ekor, yang tersebar di
Kecamatan Pakis 2 tempat, Tegalrejo 1 tempat, Candimulyo 1 tempat, Kajoran 1
tempat, Grabag 1 tempat, dan Borobudur 1 tempat.
"Jadi,
selama manusia masih ada di dunia ini tentu pasti butuh pangan, dan pangan
tidak lepas dari sektor pertanian. Sehingga sektor pertanian ini sangat saya
yakini menguntungkan," ungkapnya.
Keberhasilan
peternakan Rayndra tidak lepas dari sistem modern yang diterapkan. Mulai dari
penyediaan pakan kering sebagai pengganto serat rumput. Sehingga peternakannya
tanpa harus ngarit atau ngerumput.
"Kalau di
peternakan kami di Cipta Visi Farm saat ini kita memiliki 7 kandang dengan
kapasitas 1100 ekor. Dan di tempat kami beternak tanpa ngarit atau beternak
dengan sistem pakan kering. Pakan diambil dengan memanfaatkan limbah ketela,
pohon jagung, kulit kacang hijau dan lainnya. Untuk protein bisa pakai
konsentrat," jelasnya.
Menariknya,
peternakan miliknya diintegritaskan dengan potensi lokal lainnya, seperti
perkebunan. Jadi, limbah ternak dijadikan pupuk pohon kelapa, sehingga di
desanya dikenal sebagai perkebunan kelapa organik.
"Dari
perkebunan kelapa itu, kita bisa memproduksi gula semut. Perlu diketahui, akhir
dari peternakan adalah awal pertanian, sedangkan akhir pertanian adalah
awal peternakan. Itu yang harus dipegang," paparnya.
Selain sistem
yang modern, Rayndra juga buka Sekolah Petani Milenial dan membuka permagangan,
gratis bagi siapapun yang mau belajar.
"Semuanya
gratis. Untuk Sekolah Petani Milenial ada 2870 orang, dan magang 320 orang.
mungkin akan terus bertambah," imbuhnya.
ia berharap,
generasi milenial bisa mulai menerjuni dunia pertanian dan peternakan. Karena
mayoritas petani saat ini usia di atas 45 tahun. Seingga peran generasi
milenial sangat dibutuhkan karena akan membangun manajemen dengan baik.
"Pertanian
itu sudah maju, modern dan keren. ini bentuk bisa menghadapi krisis pangan
karena bangsa pemenang adalah bangsa yang bisa mencipatkan pangannya
sendiri," tandasnya.(kbm2).
Tidak ada komentar: