kabarMagelang.com__Berbagai prestasi yang telah ditorehkan Kota Magelang
selama kepemimpinan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito diapresiasi oleh
sejumlah warga. Mereka menilai capaian ini layak diteruskan oleh pimpinan
periode selanjutnya.
Salah satunya, warsa asal Potrosaran, ES Wibowo, yang hadir pada acara Refleksi 9 Tahun Wali Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Selasa (25/2/2020).
Menurutnya, kinerja positif Sigit Widyonindito bisa dipertahankan dan bisa lebih lagi di masa yang akan datang. Lebih lanjut, di era kepemimpinan Sigit, masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan bebas berekspresi.
“Kami diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Yang paling menonjol sangat demokratis. Memberi kesempatan pada masyarakat, diberi tempat seluas-luasnya untuk berekspresi. Berpendapat selama tidak melampaui tata masyarakat,” jelasnya, ditemui usai kegiatan Refleksi 9 Tahun Wali Kota di Pendopo Pengabdian, Selasa (25/2/2020).
Acara Refleksi 9 Tahun Wali Kota Magelang kali ini dihadiri oleh para tokoh masyarakat, pengusaha, parpol, dan tokoh agama. Sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan pada 17 Februari 2020 dihadiri oleh segenap pejabat, ASN dan karyawan Pemkot Magelang di gedung Wiworo Wiji Pinilih Magelang.
ES Wibowo melanjutkan, Sigit dikenal sebagai sosok Wali Kota yang merakyat karena sering terjun melihat situasi. Juga sering melihat kegiatan di Kali Kota kampung Potrosaran yang memiliki pengaruh lingkungan, sosial, kesejarahan.
"Selain itu, tata ruang kota yang kini rapi dan nyaman tidak lepas dari kebijakan Pak Wali Kota," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, Joko Soeparno memaparkan, dari segi fisik ada beberapa capaian strategis yang dirasakan masyarakat selama ini, antara lain pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, Universitas Tidar berhasil menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, status Gunung Tidar jadi kebun raya.
"Kemudian, pembangunan kawasan strategis yakni kawasan sentra ekonomi Lembah Tidar, kawasan Gelora Sanden, kawasan Alun-alun dan Taman Kyai Langgeng," ungkap Joko.
Selanjutnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang 2018 Rp 67,2 juta per kapita, dari sekitar Rp 62 juta pada 2017 lalu. Angka kemiskinan Kota Magelang pun menunjukkan penurunan yakni 7,46 % (2019).
Adapun Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018 tercatat sebesar 78,31, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,43 %. Di sisi lain, inflasi bisa terkendali pada angka dibawah 3 %. Namun Sigit menegaskan, masih banyak pekerjaan rumah yang ingin ia selesaikan menjelang berakhirnya masa jabatan di tahun ini.
“Terutama untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat maupun lainnya," jelasnya.(Kb.M2)
Salah satunya, warsa asal Potrosaran, ES Wibowo, yang hadir pada acara Refleksi 9 Tahun Wali Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Selasa (25/2/2020).
Menurutnya, kinerja positif Sigit Widyonindito bisa dipertahankan dan bisa lebih lagi di masa yang akan datang. Lebih lanjut, di era kepemimpinan Sigit, masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan bebas berekspresi.
“Kami diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Yang paling menonjol sangat demokratis. Memberi kesempatan pada masyarakat, diberi tempat seluas-luasnya untuk berekspresi. Berpendapat selama tidak melampaui tata masyarakat,” jelasnya, ditemui usai kegiatan Refleksi 9 Tahun Wali Kota di Pendopo Pengabdian, Selasa (25/2/2020).
Acara Refleksi 9 Tahun Wali Kota Magelang kali ini dihadiri oleh para tokoh masyarakat, pengusaha, parpol, dan tokoh agama. Sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan pada 17 Februari 2020 dihadiri oleh segenap pejabat, ASN dan karyawan Pemkot Magelang di gedung Wiworo Wiji Pinilih Magelang.
ES Wibowo melanjutkan, Sigit dikenal sebagai sosok Wali Kota yang merakyat karena sering terjun melihat situasi. Juga sering melihat kegiatan di Kali Kota kampung Potrosaran yang memiliki pengaruh lingkungan, sosial, kesejarahan.
"Selain itu, tata ruang kota yang kini rapi dan nyaman tidak lepas dari kebijakan Pak Wali Kota," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, Joko Soeparno memaparkan, dari segi fisik ada beberapa capaian strategis yang dirasakan masyarakat selama ini, antara lain pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, Universitas Tidar berhasil menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, status Gunung Tidar jadi kebun raya.
"Kemudian, pembangunan kawasan strategis yakni kawasan sentra ekonomi Lembah Tidar, kawasan Gelora Sanden, kawasan Alun-alun dan Taman Kyai Langgeng," ungkap Joko.
Selanjutnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang 2018 Rp 67,2 juta per kapita, dari sekitar Rp 62 juta pada 2017 lalu. Angka kemiskinan Kota Magelang pun menunjukkan penurunan yakni 7,46 % (2019).
Adapun Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018 tercatat sebesar 78,31, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,43 %. Di sisi lain, inflasi bisa terkendali pada angka dibawah 3 %. Namun Sigit menegaskan, masih banyak pekerjaan rumah yang ingin ia selesaikan menjelang berakhirnya masa jabatan di tahun ini.
“Terutama untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat maupun lainnya," jelasnya.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: