“Segera kita lelang secara terbuka. Nilai investasi tak terhingga, berapapun saya terima. Tapi, konsep harus bagus dan modern,” ujarnya, Jumat (1/11).
Sigit berkeinginan, gedung MT yang sudah lama tak dimanfaatkan itu menjadi gedung baru dengan konsep modern, bahkan jika perlu berlantai 15. Kemudian di gedung tersebut tersedia berbagai fasilitas yang lengkap, seperti hotel, pusat kuliner, hingga bioskop.
“Saya ingin ada lifestyle di sini. Jangan ruko bentuknya, ga kerenlah. Tapi untuk usaha perhotelan, kuliner, oleh-oleh, dan terpenting ada bioskopnya agar marwah gedung MT yang dulu sebagai bioskop tetap terjaga,” katanya.
Menurut, sebetulnya peminat untuk investasi di pembangunan ini cukup banyak, tapi konsep yang ditawarkan belum dinilainya cocok. Sigit menghendaki gedung baru bisa melengkapi fasilitas di sekitarnya yang sudah bagus.
“Kita harus lebih maju, jangan sama seperti kemarin. Kalau sama seperti kemarin, berarti kita rugi. Maka, saya ingin konsep bangunannya nanti lebih bagus dan modern,” tandasnya
Secara terpisah, Bagus Priyana, Koordinator Komunitas Kota Toea Magelang, memaparkan gedung MT dahulu merupakan salah satu bioskop kebanggaan warga Kota Magelang. Selain MT, berdiri tujuh buah bioskop tersebar di Kota Magelang pada tahun 1980-an.
Di antaranya, Rahayu, Kresna, Tidar, Globe, Bayeman, Mutiara, dan Rejowinangun Theatre. Seiring perkembangan jaman, semua bioskop ini tutup. Beberapa bekas gedungnya tak terurus, seperti MT.
"Namun beberapa masih terawat baik, seperti Rahayu (sekarang menjadi toko swalayan Gerdena), Globe (kini Bank Niaga), dan Mutiara (sekarang gedung SMA 3)," kata Bagus.
Bagus melansir Majalah Magelang Vooruit 1935, bahwa fasilitas bioskop di Magelang sudah ada antara tahun 1910-1930. Bahkan, Societeit’ de Eendracht sudah beroperasi sebelum 1892.
"Societeit adalah arena hiburan semacam diskotik di zaman sekarang yang menyajikan berbagai hiburan, seperti konser musik, bridge, bowling, rolet, pingpong, bola sodok, dansa, dan kafe,” ungkapnya.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: