Bahkan Kota Magelang menduduki peringkat pertama untuk tiga kategori sekaligus, yakni Rating Kota Menuju Cerdas (Smart City), Rating Pengembangan dan Pengelolaan Kota dan Rating Kesiapan Integrasi (Integration Readiness).
Untuk Smart City, Kota Magelang masuk kategori kota kecil dengan berpenduduk kurang dari 200 juta, mengalahkan Bontang, Pariaman, Padang Panjang dan Pare Pare. Peringkat yang sama diduduki Kota Semarang untuk kategori kota besar dan Samarinda untuk kategori kota sedang.
Sedangkan untuk Rating Pengembangan dan Pengelolaan Kota, kota ini bersanding dengan Surabaya (kota besar) dan Samarinda (kota sedang). Kota yang dikenal dengan sebutan Kota Gethuk ini juga sejajar dengan Kota Semarang (kota besar) dan Samarinda (kota sedang) untuk Rating Kesiapan Integrasi.
Penghargaan berupa tropinl dan piagam diserahkan oleh Prof. Suhono Harso Supangkat, Ketua SCCIC ITB, kepada Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam acara Awarding RKCI di kampus ITB Bandung, Senin (18/11).
Suhono menyampaikan apresiasi kepada para kepala daerah penerima penghargaan yang telah terus berupaya menjadikan kotanya lebih aman, nyaman, sejahtera yang berkelanjutan. Penilaian dan penghargaan RKCI yang dilakukan sejak tahun 2015 ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar komitmen pemerintah kota meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"RKCI ini intinya bagaimana kita mengetahui secara lebih detil, seksama, terkait dengan apa yang diharapkan masyarakat tentang kualitas hidup di kota-kota," kata Suhono.
Joko Soeparno, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, menyatakan tantangan pengembangan dan pengelolaan kota ke depan semakin berat karena tuntutan masyarakat semakin terbuka dan menginginkan pelayanan yang lebih.
Oleh karena itu perlu koordinasi dan kolaborasi semua lini dengan dukungan teknologi informasi. "Kita sudah punya command center, yang bisa kita optimalkan pemanfaatannya untuk menjadikan Kota Magelang menjadi Kota Cerdas," papar Joko.
Joko menambahkan, salah satu penghargaan yang membanggakan adalah peringkat pertama Kota Magelang mendapat untuk kategori Rating Pengembangan dan Pengelolaan. Ini artinya kota dengan luas wilayah 18,54 kilometer persegi ini mampu mengelola kota di semua aspek, seperti perhubungan, kesehatan, fisik dan non fisik lainnya.
"Percuma ketika mengklaim sebagai kota cerdas tapi membiarkan zebra cross luntur, berarti kota tersebut belum mengelola kota dengan baik. Kita dipandang baik di sisi pengelolaan kota," imbuh Joko.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, mengaku bangga dengan pencapaian ini meski akan terus dievaluasi agar Kota Magelang semakin maju dalam segala hal. Semua yang telah dilakukan semata untuk melayani masyarakat.
"Capaian ini buah kerja keras semua komponen, termasuk masyarakat sendiri. Akan terus dievaluasi agar pengelolaan lebih profesional dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," ungkapnya.
Ia juga meminta agar tidak cepat berpuas diri karena masih ada aspek yang perlu diperbaiki dan dikembangkan terus ke depannya.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: