KOTA, kabarMagelang.com__Tiga orang peneliti dari Kota Magelang
melakukan riset unggulan daerah yang mengupas tentang tata kelola museum dalam
mendukung wisata budaya di Kota Magelang. Mereka yakni Nur Afiyah Maizunati,
Yetty Setiyaningsih, Rahayuningtyas. Ketiganya merupakan pegawai di lingkungan
Pemerintah Kota Magelang. Tiga peneliti tersebut melakukan paparan penelitian
mereka dalam kegiatan fasilitasi pelaksanaan riset unggulan daerah yang digelar
oleh Badan Penelitian dan Pembangunan (Balitbang) Kota Magelang, Kamis (22/11).
Ketua tim peneliti, Nur Afiyah
Maizunati, mengatakan, kunjungan museum di Kota Magelang masih minim atau belum
sesuai dengan harapan.
"Penyebabnya antara lain desain
eksterior dan interior yang kurang menarik, infrastruktur kurang lengkap, belum
ada pusat layanan informasi, minimnya promosi dan publikasi, dan lainnya,"
jelas Zuna.
Berdasarkan data per tahun 2017, lanjut
Nur, angka kunjungan museum di Kota Magelang antara lain Museum Sudirman (5.946
orang), Museum BPK (44.675), Museum Diponegoro (3.848), Museum OHD (4.320),
Museum Abdul Jalil (26.063), Museum Bumi Putera (1.441).
"Dengan kondisi tersebut, mendorong
kami melakukan penelitian tentang museum karena selama ini museum tidak pernah
dilirik. Padahal museum ini potensial dan penting," katanya.
Penelitian ini, lanjut Zuna,
dilaksanakan dalam kurun waktu 2,5 bulan. Yakni mulai bulan Agustus Oktober
2018. Beberapa hasil penelitian, diantaranya adalah rekomendasi dari tim
peneliti kepada pemerintah untuk segera merevitalisasi bangunan museum tanpa
mengurangi nilai cagar budaya yang ada. Selain itu, hendaknya museum dikemas
dalam paket-paket wisata agar sesuai dengan keinginan para pengunjung dan
update kemajuan jaman.
"Dan yang penting adalah perlu
pembentukan manajemen khusus. Kalau bisa dibentuk semacam Unit Pelaksana Tugas
(UPT) untuk mengelola museum. Serta bangun citra yang positif. Mau promosi
sebagus apa pun kalau citra museum tidak menarik ya angka kunjungan tidak
meningkat signifikan," urai Zuna.
Sementara itu, Kepala Balitbang Kota
Magelang, Arif Barata Sakti mengatakan, kegiatan fasilitasi pelaksanaan
riset unggulan daerah merupakan wahana para peneliti baik individu maupun
kelompok untuk melakukan penelitian dan meningkatkan kemampuan sumber daya
ilmiah masyarakat.
"Melalui kegiatan ini, kita juga
mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah pembangunan
daerah. Serta membangun jaringan kerjasama antar peneliti untuk menumbuhkan
kapasitas inovasi dan memperkuat kerjasama antar peneliti dengan pemerintah
daerah," terang Arif.
Adapun hasil-hasil dari penelitian yang
dilakukan nantinya akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan pemerintah dalam
mengambil suatu kebijakan. Dalam kegiatan fasilitasi pelaksanaan riset unggulan
daerah hari ini, menurut Arif, ada dua judul riset yang dipaparkan. Yakni tata
kelola museum dalam mendukung kultural tourism di Kota Magelang oleh Nur Afiyah
Maizunati dan tim. Serta riset tentang kajian keberadaan monyet ekor panjang
macaca fascicularis terhadap sektor pariwisata di Gunung Tidar Magelang : Studi
populasi kepadatan/tingkah laku daya dukung habitat dan konflik dengan manusia
dari Drh. Tauhid dan tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (Kb.M2)
Tidak ada komentar: