KOTA, kabarMagelang.com__Bencana gempa dan tsunami di Kota Palu,
Donggala, dan Sigi Sulawesi Tengah (Sulteng), menjadi duka bagi Indonesia.
Banyak pihak yang berempati untuk membantu masyarakat di sana termasuk
mahasiswa dan sejumlah komunitas di Kota Magelang. Memanfaatkan Car Free
Day, Minggu (7/10), di Rindam IV/Diponegoro, Kota Magelang, belasan anggota
komunitas pesepeda Magelang menggalang aksi peduli gempa dan tsunami untuk
korban di Sulteng.
”Bantuan berupa uang, pakaian serta
sembako akan mereka salurkan nantinya dari bantuan masyarakat yang mereka
kumpulkan,” kata salah satu anggota Kumunitas Sepeda Magelang, Siska Sri Yoga,
di sela kegiatan.
Siska mengapresiasi para pengunjung CFD
yang secara spontanitas menyisihkan uang dalam penggalangan dana tersebut.
Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu jam, dana yang terkumpul mencapai
Rp2,5 juta.
”Bantuan dari masyarakat ini akan kita
salurkan dan digabung dengan komunitas lainnya untuk disalurkan ke posko-posko
di Palu, Donggala, dan Sigi. Supaya korban bencana juga teringankan bebannya
dengan adanya bantuan ini,” ujarnya.
Dia berharap melalui kegiatan ini dapat
menumbuhkan semangat solidaritas dari pesepeda di Magelang. Sejak bencana
memilukan itu terjadi, sejumlah warga Kota Magelang mulai sibuk turun ke jalan.
Sembari membawa kardus mereka menggalang dana di beberapa tempat publik untuk
membantu korban gempa dan tsunami di Sulteng. Sikap solidaritas dan peduli
sesama yang diwujudkan warga ini rupanya juga membuat bangga Walikota Magelang,
Sigit Widyonindito. Ia mengapresiasi kinerja relawan asal Kota Magelang yang
ada di Lombok, NTB dan Sulteng.
”Saya sempat bertemu langsung dengan
relawan asal Kota Magelang, saat di Lombok. Ternyata mereka datang ke lokasi
bencana itu sampai lima hari, pakai jalur darat dan laut naik kapal. Saya terus
terang trenyuh dengan sikap anak-anak kita yang jadi relawan,” tuturnya.
Terkait bencana yang banyak terjadi di
Indonesia belakangan ini, Sigit mengajak warganya untuk senantiasa meningkatkan
rasa syukur. Bencana menurutnya, bukanlah akhir yang harus disikapi dengan
keputus-asaan melainkan semangat untuk bertawakal dan meningkatkan keimanan
terhadap Tuhan.
”Jangan anggap bencana ini adalah
musibah belaka, tetapi ada hikmah di dalamnya. Sikapi secara positif bahwa ini
adalah ujian dari Allah agar kita senantiasa merasa bersyukur atas nikmat yang
diberikan," katanya.
Sigit mengatakan, Pemerintah Kota
Magelang akan kembali menyalurkan bencana bagi para korban bencana di Sulteng.
"Sudah saya edarkan surat kepada
OPD, TNI, Polri, dan masyarakat, untuk gotong-royong membantu saudara kita di
sana. Selain itu, kami juga sudah mengalokasikan bantuan senilai Rp 100 juta
dari APBD Perubahan Kota Magelang 2018,” pungkasnya.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: