MUNTILAN, kabarMagelang.com__Saai ini pasal Undang-Undang
Dasar 1945 yang terkait dengan ekonomi belum sepenuhnya diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut disampaikan Penasehat
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais, dihadapan
sekitar 10.000 jama’ah pada acara Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah
(SKBM) di lapangan Desa Tamanagung, Muntilan, Magelang pada 1 Muharram 1440 H,
Selasa (11/9).
Amin Rais bahkan
menyatakan bahwa sampai saat ini masih banyak aset dan kekayaan bangsa
ini hanya dinikmati oleh sekelompok orang saja, yang seharusnya dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat.
“Seluruh komponen bangsa perlu bersatu
dan berjuang secara bersama-sama untuk
mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial sehingga amanat yang ada dalam
konstitusi dapat benar-benar diwujudkan,” tegasnya.
Hadir dalam SKBM tersebut, Penjabat Sekretaris
Daerah Kabupaten Magelang Endra Endah Wacana, Ketua Pimpinan Daerah (PD)
Muhammadiyah Jumari, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo
dan Ahmad Mumtaz Rais serta Ketua
Dewan Pertimbangan ( Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin.
Dalam tausiahnya Din Samsudin menyampaikan tahun baru
Islam atau sering disebut dengan tahun baru hijriyah perlu dijadikan momentum
untuk melakukan instropeksi dan evaluasi terhadap perjalanan hidup yang telah
dijalani untuk kemudian melakukan perbaikan pada masa mendatang.
“Setiap pribadi manusia apapun latar belakang kehidupan dan
profesinya perlu melakukan hijrah mental,” ujarnya.
Setiap hadirnya tahun baru Islam jangan hanya
dipahami dalam konteks sejarah Islam semata yakni hijrah Nabi Muhammad dari
Kota Makkah ke Madinah, akan tetapi dalam konteks kehidupan saat ini perlu
dipahami sebagai momentum untuk melakukan hijrah dalam arti lebih luas yakni
hijrah terkait mentalitas manusia dalam menjalani kehidupan. Makna dari hijrah
mental dapat diartikan sebagai proses melakukan perubahan menuju kebaikan
seperti dalam kepribadian, perilaku hidup maupun wawasan kehidupan. Kemudian
juga dari kemungkaran dan kemaksiatan menuju ketaatan, kemunduran menuju
kemajuan dan juga kebodohan menuju kecerdasan.
“Ketika proses hijrah secara mental mampu
dilakukan maka kehidupan umat dan bangsa dalam berbagai bidang bisa menjadi
lebih baik,” ungkap Din Samsudin. (Kb.M2)
Tidak ada komentar: