Merapi, KabarMagelang.com__Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY melaporan melalui rilisnya Sabtu (18/8)
petang, tentang meningkatnya aktivitas
vulkanik Gunung Merapi sehingga terbentuk kubah lava baru di permukaan kawah.
"Paska rangkaian letusan freatik
pada tanggal 11 Mei hingga 1 Juni 2018, aktivitas vulkanik Gunung Merapi
terutama kegempaan berfluktuasi dalam kisaran di atas kondisi normal," kata
Kepala BPPTKG DIY, Hanik Humaida melalui rilisnya secara online di akun resmi
Twitter @BPPTKG
Menurut hasil catatan BPPTKG pada
tanggal 18 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan yakni 8 kali gempa VTB, 18
kali gempa MP, dan 1 kali gempa LF. Kemudian tanggal 29 Juli 2018 terjadi
peningkatan kegempaan yaitu 16 kali VTB, 34 kali MP, 11 kali RF, dan 2 kali LF.
Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2018
terjadi guguran dengan skala sedang terdengar dari Pos Babadan. Selanjutnya 11
Agustus 2018 pukul 08:00 WIB terjadi gempa hembusan besar, dan gemuruhnya
terdengar oleh warga Deles.
Pada tanggal 12 Agustus 2018 foto yang
diperoleh dari survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul di
tengah rekahan kubah lava paska 2010. Pada tanggal 18 Agustus 2018 dilakukan
pengecekan langsung ke puncak dan dipastikan bahwa terdapat kubah lava baru
dengan dimensi panjang sekitar 55 dan lebar sekitar 25 m tinggi sekitar 5 m
dari permukaan kubah 2010. Kubah lava sendiri diperkirakan muncul sekitar
tanggal 11 Agustus 2018 yang dawali dengan kejadian gempa hembusan besar tersebut.
Dari kejadian ini BPPTKG mengeluarkan
kesimpulan bahwa munculnya kubah lava menandai fase erupsi magmatik Gunung
Merapi dimulai dengan erupsi cenderung bersifat efusif, dan tingkat aktivitas
masih ditetapkan Waspada.
Dimana untuk radius 3 km dari puncak
Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk. Penduduk yang
berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III
untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: