Meski tanpa persiapan khusus layaknya instansi pemerintahan, Upacara peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan mengambil tema "merawat tradisi, menjalin silaturahmi, merespon modernisasi" tersebut, tetap berjalan khidmat dan rapi.
Ketua panitia Abdul Cholik (35) menerangkan kegiatan Upacara ini baru dilaksanakan yang pertama kalinya dan murni dari keinginan masyarakat untuk ikut menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang memerdekakan bangsa Indonesia.
"Mulai dari inspektur upacara, pasukan pengibar bendera, hingga peserta pacara asli warga sini, tanpa persiapan khusus," katanya.
Dia menyebutkan upacara peringatan HUT Proklamasi ke - 73 tahun 2018 diikuti sekitar 300 warga dari dua Dusun yakni Dusun Sendaren I dan II yang terdiri dari lintas profesi diantaranya pelaku seni, pelaku wisata, pedagang, takmir masjid, dan mayoritas petani.
"Kita yang sudah tidak pernah disentuh dalam kegiatan Upacara Kemerdekaan, sengaja melakukan upacara di tengah persawahan karena ada pesan yang ingin disampaikan yakni manusia harus dekat dengan alam, menyatu, merawat, dan menjaganya, karena di persawahan inilah mayoritas warga menggantungkan hidupnya," papar Cholik.
Selain itu tambah Cholik, Upacara ini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme warga masyarakat terhadap NKRI. Diharapkan kegiatan ini mampu menjadi saran silaturahmi, memupuk solidaritas sosial, serta mempererat persaudaraan antar warga masyarakat.
"Hal ini penting dilakukan mengingat pasca penggabungan dua Dusun (Sendaren I dan II) menjadi satu, beberapa waktu lalu, keakraban antar warga belum begitu merata. Untuk itu Upacaca bersama ini menjadi moment yang sangat baik, agar warga bisa saling ta'aruf," ujarnya.
Kegiatan peringatan hari kemerdekaan ke-73, ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh inspektur upacara, dan secara simbolis diberikan kepada tokoh dan Kyai Dusun sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Selanjutnya seluruh peserta upacara mengadakan makan bersama sebagai tanda kebersamaan.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: