BANDONGAN,
kabarMagelang.com__Keterbatasan ekonomi keluarga membuat gadis yatim Qoria Inaya (13) warga
Dusun Nganti, Desa Sukodadi Kecamatan Bandongan, Magelang sangat memprihatinkan. Pasalnya lebih dari dua pekan terakhir, gadis
kecil yang seharusnya duduk di bangku kelas 1 SMP itu kesulitan beraktivitas. Tubuhnya
yang kurus dan tergolek lemah dengan selang infus ditanganya di bangsal Graha
III Rumah Sakit Lestari Raharja Kota Magelang, hanya ditemani sang ibu Siti
Rosikhah (44).
Salah satu pengurus lembaga sosial Lazismu Magelang Romadhon mengatakan,
dari informasi yang diperoleh, ananda Qoria dirawat sejak 24 April akibat
dehidrasi dan hemoglobin sangat rendah.
"Diagnosa dokter, Qoria kekurangan cairan tubuh akut (dehidrasi)
disertai tensi rendah dengan denyut nadi cepat dan suhu tubuh tinggi,"
katanya Kamis (3/05).
Qoria sangat membutuhkan bantuan terutama untuk meringankan biaya
perawatannya. Sejak kecil Qoria sudah menjadi yatim dan tinggal bersama ibunya tidak
memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Padahal saat ini sangat butuh
transfusi darah secara berkala.
"Sejak usia 7 tahun bapaknya sudah meninggal, Qoria hidup bersama
ibunya yang bekerja sebagai buruh tani. Biaya perawatan tanpa jaminan BPJS
tentu menjadi beban berat bagi Siti Rosikhah, ibu Qoria," ungkap Romadhon.
Terpisah Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKB PPPA) Kabupaten Magelang, Retno
Indriastuti menyatakan pihaknya akan langsung menindaklanjuti keberadaan ananda
Qoria.
"Kami segera tindak lanjut dengan cek lapangan, kelengkapan data dan
keluarga dahulu apakah yang bersangkutan sudah masuk BDT (Basis Data Terpadu)
dan memastikan penyebab belum masuk dalam jaminan kesehatan / KIS," terang
Retno
Saat menjenguk Qoria secara langsung di RS Lestari Raharja Magelang, Retno
menegaskan
berdasarkan informasi Qoria memang belum masuk dalam daftar Basis Data
Terpadu (BDT). Yakni sistem data elektronik yang memuat informasi sosial,
ekonomi, dan demografi dari individu dengan status kesejahteraan terendah di
Indonesia.
"Memang keluarga tersebut belum masuk dalam daftar BDT, untuk itu kami
tugaskan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) Bandongan untuk tindak
lanjut pengusulan dari tingkat desa," katanya.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: