MUNGKID, kabarMagelang__Api Dharma Waisak
yang diambil dari sumber api alami Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa
Tengah, tiba di Candi Mendut, Minggu (27/5) sore. Setibanya di Candi
Mendut api langsung di semayamkan di dalam Candi
melalui prosesi pradaksina.
Prosesi dilanjutkan dengan menyalakan api panca
warna di altar yang dihias dengan rangkaian buah-buahan dan bunga
warna-warni sebagai pembuka prosesi doa parita suci, yang diikuti oleh ratusan
umat Budha dari tiga sangha yakni sangha Theravada, Mahayana, dan Tantrayana.
Perwakilan sangha Theravada Indonesia, Bhante Pabhakaro, di sela - sela kegiatan mengatakan, bahwa makna api merupakan simbul semangat, dan penerangan, serta pencerahan bagi kehidupan umat.
“Dengan api semua kotoran batin bisa di hapuskan,
“ terangnya.
Dia menyampaikan pesan-pesan tahun ini adalah agar
semua umat untuk menjaga pikiran supaya selalu bersih dan murni, sehingga semua
umat manusia dijahui dengan keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.
“Kita hidup menjaga kesadaran, sehingga kebijaksanaan
selalu muncul di dalam kehidupan,” jelas Pabhakaro.
Direncanakan besok sore Senin (28/5) air suci dari
sendang Jlumprit Temanggung akan tiba di candi Mendut untuk disemayamkan
bersama api abadi. Kemudian api dan air akan di bawa ke Candi Borobudur dengan
prosesi arak-arakan oleh ribuan umat Budha menjelang detik-detik Waisak Selasa
(29/5). Sedangkan Puncak perayaan Tri Suci Waisak 2562 BE/2018, jatuh
pada Selasa (29/5). dimana umat
Budha akan menerbangkan 1000 lampion yang dipusatkan di pelataran candi
Borobudur.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: