KOTA, kabarMagelang.com__Kota Magelang terkenal sebagai salah
satu kota militer, terutama dengan keberadaan Akademi Militer di pusat kota
sejuta bunga ini. Hal tersebut yang kemudian mendorong Darwo Wibowo (43) untuk
menjajal peluang usaha pembuatan souvenir bernuansa militer.
Pria asli Brebes itu membuka usaha sejak
tahun 2006 silam dan memilih lokasi di Perumahan Tidar Indah gang ll, Kampung
Magersari, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
"Saya memilih usaha percetakan dan
pembuatan souvenir karena saya memang suka seni. Kebetulan Kota Magelang ini
identik dengan Kota Militer, sehingga saya mencoba untuk membuat
souvenir-souvenir yang berbasis militer," ujar Darwo, di sela kegiatan
“Blusukan UMKM” yang diinisiasi Bagian Humas Setda Kota Magelang dengan
menggandeng pewarta dari berbagai media massa.
Untuk usaha pembuatan souvenir ini,
Darwo merambah berbagai bentuk maupun jenis dengan mayoritas bahan baku berupa
fiber. Mulai dari patung, stiker, gantungan kunci, plakat, sapu tangan, dan
lainnya.
Saat ini, ada sekitar 15 orang pekerja
yang membantu proses produksi, tidak hanya di rumah Darwo, namun juga di rumah
masing-masing.
"Terus terang saya kekurangan
Sumber Daya Manusia (SDM). Karena peluang usaha pembuatan souvenir militer ini
sangat luas di Magelang dan pesanan pun terus bertambah. Banyak toko dan
swalayan yang meminta pasokan souvenir, tapi saya kesulitan memenuhinya,"
ungkap Darwo.
Pernah suatu ketika, Darwo mengetahui
bahwa souvenir patung fiber miliknya dijadikan cinderamata untuk pasukan PBB
yang tengah berkunjung di Indonesia. Patung tersebut dipesan oleh
seseorang namun kemudian diberi label berbeda.
"Walaupun diberi label USA, tetapi
sebenarnya souvenir itu, adalah buatan sini," terang Darwo.
Saat ini, Darwo hanya menyanggupi
permintaan pembuatan souvenir yang datang secara langsung. Mengingat, pesanan
yang masuk sudah cukup banyak, termasuk dari seluruh Batalyon yang ada di
Magelang.
Dengan kondisi tersebut, Darwo mengaku
terbuka kepada siapa pun yang ingin belajar cara pembuatan souvenir militer.
Dia pun bersedia memberikan pelatihan bagi masyarakat maupun pelajar yang
berminat menekuni usaha yang sama.
"Semakin banyak pengusaha souvenir
ini, maka akan semakin ramai pasarannya, banyak orang akan datang ke Magelang.
Saya tidak berpikir akan tersaingi, semua kan punya rejeki sendiri-sendiri,"
kata Darwo.
Untuk diketahui, dalam sehari, Darwo
bisa memproduksi sedikitnya 50 souvenir patung dan 800 unit gantungan kunci.
Setiap patung tersebut, dihargai mulai dari Rp25.000 hingga Rp175.000,
sedangkan gantungan kunci mulai harga Rp4000 hingga Rp5000 per item.
Dari usahanya ini, Darwo mampu
mengantongi keuntungan bersih mencapai lebih dari Rp30 juta per bulan.
Sementara itu, Kasubbag Publikasi dan
Pemberitaan Bagian Humas Setda Kota Magelang, Anggit Pamungkas mengatakan,
salah satu tugas humas adalah mempromosikan potensi yang ada di Kota
Magelang.
"Program Blusukan UMKM ini sendiri
adalah program baru dan tujuannya membantu mempromosikan berbagai usaha yang
ada di Kota Magelang. Salah satunya pembuatan souvenir militer yang ditekuni
Pak Darwo," katanya.
Kasi Monev dan Fasilitasi Industri Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang, Hety Kusumawati
menambahkan, usaha pembuatan souvenir militer ini merupakan salah satu UMKM
unggulan.
"Dari kualitas tidak diragukan lagi
dan selalu menjadi unggulan. Hanya saja, memang masih terkendala pekerja,
terutama yang asli Kota Magelang. Kami harap pekerja asali kota bisa terserap
lebih banyak,” tandasnya.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: