KOTA, kabarMagelangMagelang.com__Kota Magelang tahun
ini ditunjuk menjadi salah satu lokasi launching penyelenggaraan penguatan
pendidikan karakter melalui media inspiratif (Pendekar Inspiratif). Kegiatan
ini dilaksanakan dalam bentuk nonton bareng pemutaran film inspiratif yang
mengandung nilai karakter bangsa.
"Kegiatan ini sudah berjalan selama enam tahun
terakhir. Tahun ini pertama kali diputar di Kota Magelang. Setiap tahun kita
roadshow di kota/kabupaten di Indonesia," jelas Triana Wulandari, Direktur
Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, di sela pemutaran film
inspiratif di Gedung Widoro Wiji Pinilih Kota Magelang, Kamis (29/3).
Triana mengatakan, pemutaran film inspiratif ini
merupakan salah satu bentuk pengenalan pelajaran sejarah dengan cara yang
menarik dan berbeda. Tidak hanya menghadirkan para guru dan siswa, pemutaran
film ini juga menghadirkan pemeran/artis.
"Jadi belajar sejarah itu tidak harus di kelas,
tapi bisa juga dilakukan dengan cara menarik. Para siswa bisa diajak menonton
film sehingga nantinya bisa muncul inspirasi maupun spirit dari film dan bisa
dicontoh," kata Triana.
Selain nonton film, terobosan lain yang dilakukan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pengenalan pelajaran sejarah adalah
melalui lawatan ke tempat-tempat bersejarah, komik sejarah, lomba kreasi audio
visual sejarah untuk siswa SMA/MA/SMK se-Indonesia, Inti bangsa (internalisasi
nilai wawasan kebangsaan untuk guru-guru sejarah di wilayah perbatasan).
Triana menyebutkan, kementerian memiliki sebanyak 30
film yang disiapkan untuk program Pendekar Inspiratif. Di setiap daerah, akan
diputar dua film dengan sasaran penonton 750 guru dan 750 siswa.
Sementara, Asisten II Setda Kota Magelang, Joko
Budiono mengaku bangga karena Kota Magelang tahun ini ditunjuk sebagai lokasi
launching Pendekar Inspiratif.
Joko menuturkan, Ki Hajar Dewantoro telah memaknai
pendidikan sebagai upaya untuk membentuk manusia yang tidak hanya memiliki
pikiran yang cerdas dan pintar saja.
"Namun lebih dari itu, pendidikan harus peka akan
budi pekerti. Sehingga dengan kepekaan ini, terbentuklah pribadi yang sesuai
akar budaya bangsa Indonesia, yaitu halus budinya dan santun tingkah
lakunya," kata Joko.
Berdasarkan gagasan Ki Hajar Dewantoro tersebut,
lanjutnya, pendidikan pada hakekatnya memiliki 2 tujuan, yaitu membantu manusia
menjadi cerdas dan pintar, serta membantu manusia menjadi lebih baik.
"Menjadikan manusia menjadi cerdas dan pintar
boleh jadi merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, namun menjadikan manusia
menjadi baik akan jauh lebih sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila
problem moral merupakan persoalan mendesak yang harus segera diatasi, terlebih
menghadapi era keterbukaan dan tekhnologi informasi seperti saat ini,"
terangnya.
Joko juga mengapresiasi adanya usaha untuk melakukan
penguatan pendidikan karakter manusia Indonesia. Karena hal ini akan menjadi
fondasi terbentuknya generasi yang berkualitas dan berakhlak baik.
"Terlebih dengan penggunaan film sebagai media
visual pembelajaran, yang memiliki daya tarik dalam mempengaruhi penonton.
Sehingga mampu membawa pesan khusus dari film tersebut," tandasnya.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: