Salaman, kabarMagelang.com__Lada memiliki nama
latin Piper Albi Linna atau yang sering disebut dengan Merica atau Sahang merupakan
tanaman yang kaya akan kandungan kimia seperti minyak lada, pati dan juga
minyak lemak. Pada umumnya lada dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, ada dua jenis
lada yaitu lada hitam dan lada putih. Lada memiliki sifat agak pahit, pedas,
hangat dan antipiretik.
Rasa lada
hampir sama dengan cabai dan juga harganya cukup tinggi, disamping itu lada
juga memiliki banyak khasiat untuk tubuh, untuk itu banyak orang yang mulai
tertarik membudidayakan lada untuk meningkatkan nilai ekonomi, walaupun
sebenarnya lada telah dibudidaya sejak jaman dahulu.
Meskipun harga
lada di pasar saat ini sangat mahal daripada jenis rempah pada
umumnya, namun belum banyak orang yang menanam
tanaman ini.
Hal ini karena
Lada pada umumnya hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian
sekitar 300-1.100 mdpl, memiliki curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm/tahun,
memiliki suhu udara sekitar 20°C-30°C dan kelembaban udara sekitar 50-90% serta
daerah tersebut mendapat cukup sinar matahari yaitu sekitar 10 jam per hari.
Lahan tanam yang akan digunakan menanam lada harus memiliki tanah yang subur
dan kaya bahan organik, tanah yang baik untuk menanam lada adalah jenis tanah
padsolik,latosol, utisol dan lateritik dengan pH tanah sekitar 5,5.
Jika dilihat
dari segi ekonomi harga pasar, lada termasuk jenis rempah mahal yang
banyak sekali diminati oleh semua orang meskipun menanam jenis tanaman ini
tidaklah mudah,Namun ditangan orang terampil dari menoreh kini tanaman lada
mudah dan banyak di budidayakan di tingkat rumah tangga.
Salamet
Sunarno (52), warga Juru Sawah, Menoreh, Kecamatan Salaman, Magelang berhasil
mengembangkan varietas Lada Mutiara dengan tehnik sambung yang mempercepat
produksi.
Dengan sistim
sambung mengunakan batang jenis sirih –sirihan ini memiliki beberapa kelebihan
antara lain lebih cepat berbuah, hasil produksi lebih tinggi, proses pembuatan
lebih cepat dan menghasilkan pohon lada yang perdu dan tidak menjalar seperti
lada pada umumnya.
“Berbagai
tehnik serta jenis penyambungan sudah saya coba, namun yang paling bagus dan
berhasil dengan baik adalah menyambung dengan batang utama jenis
sirih sirihanini ” jelasnya.
Penelitianya
ini dirintis sejak 2010 lalu, dan baru
pada pertengahan 2012 berhasil mengembangkan varietas Lada Mutiara yang cukup
ditanam didalam pot/ colibek dan tidak menjalar.
“Kami telah
cukup lama meneliti tanaman lada ini, dengan tehnik sambung yang kami lakukan
maka tanaman lada dapat tumbuh dengan baik di segala cuaca,” terang Slamet yang
juga Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL) pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Magelang ini.
Selain sebagai
PNS Slamet juga menekuni usaha dibidang pembibitan. Berbagai jenis bibit
tanaman ia budidayakan dan melayani banyak pesanan bahkan hingga keluar pulau
Jawa.
Ia sering
mengisi seminar seminar dibidang pertanian, dan dalam waktu dekat ia akan bertolak
ke Sulawesi untuk mengirim bibit tanaman buah serta memandu penanamanya.
Diajang Lomba
Creativitas dan Inovasi (CREANOVA ) Kabupaten Magelang Slamet dengan budidaya
mericanya berhasil menjadi vinaliis diantara produk yang lain. Ajang serupa
ditingkat Provinsi Jawa Tengah juga pernah ia ikuti.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: