KOTA, kabarMagelang.com__Sebanyak 1.653 kepala keluarga di Kota
Magelang hingga saat ini masih belum memiliki sanitasi yang layak. Kesadaran
yang kurang dari warga menjadi salah satu penyebab utama kondisi tersebut.
"Kesadaran masyarakat kurang,
kemudian budaya yang sudah ada sejak lama seperti buang air besar (BAB) di
sungai. Pendidikan dan ekonomi juga menjadi faktor penyebab sanitasi kurang
layak," jelas Sigit Wibawa, Fasilitator Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) di sela kegiatan konsultasi publik dokumen
pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2017-2022 Kota Magelang, di Aula
Bappeda, Kamis (7/12).
Dia menyebutkan, sanitasi kurang layak
yang dimiliki oleh warga beragam. Mulai dari buang air besar langsung ke
lingkungan (kolam, sungai, tanah, sawah, tempat terbuka), kloset leher angsa
yang langsung terbuang ke sungai, dan kloset langsung pembuangan.
"Yang terbanyak ditemukan di
Kota Magelang adalah berupa toilet/kloset dengan pembuangan langsung ke
sungai," terang Sigit.
Kepala Bidang Ekpraswil Bappeda Kota
Magelang, Iwan Triteny Setyadi menambahkan, Pemkot Magelang berkomitmen agar
tahun 2018 sudah 0 persen sanitasi sanitasi tidak layak.
"Salah satu upaya konkret yang
sudah dilakukan oleh Pemkot Magelang adalah dengan membangun Instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) Komunal atau septic tank bersama. Warga bisa
memiliki toilet di rumah masing-masing kemudian pembuangan dilakukan di Ipal
Komunal," terang Iwan.
Menurutnya, kendala terbesar yang dihadapi
di Kota Magelang adalah lahan yang sempit sehingga membuat warga tidak bisa
membangun septic tank sendiri. Sedangkan, Ipal komunal bisa dibangun di jalan
atau di titik terbuka lainnya dan bisa dimanfaatkan banyak kepala keluarga
sekaligus.
"Kita juga terus melakukan
sosialisasi dan pemicuan agar masyarakat lebih meningkatkan kesadaran untuk
tidak membuang air sembarangan. Jika memang susah disadarkan, Pemkot perlu
membuat regulasi yang mengatur hal ini," imbuhnya.
Sejauh ini, Pemkot Magelang telah membangun
28 Ipal Komunal yang tersebar di seluruh daerah di Kota Magelang. Fasilitas
tersebut mampu dimanfaatkan oleh ribuan kepala keluarga di kota sejuta bunga
ini.
"Dengan adanya ipal komunal ini,
keberadaan air limbah menjadi tidak mencemari lingkungan/existing di
sekitar," jelasnya.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: