KOTA, kabarMagelang.com__Kota
Magelang akhirnya berhasil menerima penghargaan sebagai Rating Kota Cerdas
Indonesia (RKCI) Tahun 2017 untuk kategori kota kecil. Pemberian penghargaan
tersebut lebih dulu diawali dengan proses penilaian yang dilakukan oleh Tim
Smart City and Community Innovation Centre (SCCIC) Institut Teknologi Bandung,
bulan Agustus lalu.
“Kita
pada tahun 2015 dulu menempati rangking pertama Kota Cerdas, sekarang kita
tetap tempati rangking pertama. Capaian ini dari waktu ke waktu terus kita
evaluasi, kita tingkatkan. Tujuannya agar pengelolaan kota semakin profesional
dan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam rangka melayani masyarakat Kota
Magelang,” urai Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, usai menerima
penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di
Jakarta, Senin (11/12).
Menurut
Sigit, apa yang sudah dilakukan selama ini semata-mata untuk melayani
masyarakat. Sedangkan prestasi yang diraih merupakan buah kerja keras semua
komponen, termasuk masyarakat sendiri.
“Yang
pasti, Pemkot Magelang akan terus berupaya mengelola kota dengan baik dan
efisien. Agar warga masyarakat terlayani dengan baik,” imbuhnya.
Untuk
diketahui, Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) diinisiasi oleh Institut
Teknologi Bandung (ITB) guna menumbuhkan awareness mengenai Smart City dengan
melakukan peratingan kota-kota berdasarkan inisiasi dan implementasi kota
tersebut terhadap smart city.
Pemberian
penghargaan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan terbagi dalam tiga
kategori, yakni kategori kota besar, kota sedang, dan kota kecil.
Sementara
itu, Wapres Jusuf Kalla mengatakan, banyak kota yang mempunyai permasalahan.
Dia menekankan implementasi inovasi dan solusi untuk mengatasi masalah itu.
“Tentu
kota cerdas wajib mensejahterakan dan membahagiakan masyarakat. Ingat kota
cerdas itu kuncinya warga bahagian dan sejahtera. Keterlibatan masyarakat
penting dalam membangun daerah masing-masing,” tegasnya.
Sedangkan
Ketua Panitia RKCI, Suhono Harso Supangat mengatakan, tahun ini terdapat 93
kota di Indonesia yang dievaluasi dan dinilai. Jumlah tersebut kemudian
mengerucut menjadi 31 kota.
“Penilaian
ini melibatkan 650 orang surveyor yang terjun ke kota-kota untuk mengambil 400
sample. Kriteria penilaian adalah bagaimana solusi dari kota untuk
menyelesaikan persoalan di wilayah,” jelasnya.
Menurutnya,
kota cerdas berbeda dengan e-government. E-govermnent fokus pada penerapan
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas layanan publik
terutama oleh institusi pemerintah. Sedangkan kota cerdas fokus pada penerapan
solusi solusi cerdas (inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan) untuk
diterapkan dalam menjawab tantangan-tantangan kota.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: