MUNGKID, KABARMAGELANG.com__Ribuan
Umat Budha dari 13 Sangha menggalar arak-arakan dengan berjalan kaki sejauh 3
kilo meter dari Candi Mendut melewati Candi Pawon hingga Candi Borobudur,
sebelum mengikuti Puja Bhakti Waisak 2561BE/2017, Rabu, (10/5) siang. Ribuan
umat Budha ini membawa Api Dharma dan Air Suci, berbagai hasil bumi, bunga, dan
buah-buahan, serta diiringi lantunan doa paritta suci, sebagai makna
persembahan kepada sang Budha.
Ketua
Biksu Dhama Duta Thailand untuk Indonesia, Bantai Wongsin Labhiko Mahatera, mengatakan
arak arakan merupakan salah satu prosesi yang harus dilakukan para umat Budha
sebelum melakukan puncak detik detik waisak 2561 BE / 2017 Rabu (10/5) malam,
di pelataran Candi Borobudur.
“Tahun ini
diikuti oleh 13 majelis dalam Buddha Indonesia, dan beberapa negara,
seperti Jepang, Thailand, Laos, India, Amerika, Australia, Cina, Singapura
lainnya,"ucapnya.
Wongsin
menyebutkan para umat, selain membawa
Api Dharma dan Air Suci, juga berbagai hasil bumi serta bunga, dimana sepanjang prosesi arak-arakan tersebut
diiringi berbagai doa.
“Ini
mempuyai arti sebagai persembahan kepada Sang Budha, “jelas Wongsin.
Dia juga
menjelaskan bahwa pada detik-detik Waisak 2561 BE seperti biasa akan dilaksankan
di plataran Candi Borobdur. Sebagai acara puncak akan di terbangkan seribu
lampion.
“Tujuanya
untuk memuja kepada guru, kepada Budha, dan ajaranya, “ujarnya.
Ketua Umum
Walubi Hartati Murdaya menambahakan prosesi arak-arakan merupakan gerkakan
berama, berapa meditasi berjalan.
“Ketika
berjalan dengan hening, moment yang palik khusuk adalah saat ini kita
memikirkan kesadaran diri, sehingga pikiran menjadi balance, dan tidak terganggu
dengan apa yang terjadi di luar sana,” tambahnya. (zis)
Tidak ada komentar: