WINDUSARI,
KABARMAGELANG.com__Di era teknologi modern banyak masyarakat yang memilih meninggalkan
bahan bakar tradisional. Namun
demikian masih ada sebagian orang di wilayah Kabupaten Magelang masih
memilih bahan bakar tradisional berupa arang bakar bahkan memproduksinya.
Eko Suratman,(58),warga lereng Gunung
Sumbing, Dusun Campurejo,Desa Kembang Kuning,Kecamatan
Windusari,adalah salah satunya.
Selain sebagi buruh tani keluarga ini sudah 11 tahun, setiap harinya masih tetap memproduksi arang bakar guna
sekedar menambah biaya hidup.
“Membuat arang sudah saya jalankan kurang lebih 11 tahun setelah bapak saya
meninggal.Jadi saya beserta adik-adik saya yang melanjutkan,” katanya di tempat pembuatan arang, Selasa (18/4).
Mereka merasa tidak terpengaruh dengan adanya gas elpigi, sebab mereka tetap
memiliki keyakinan bahwa di masyarakat
kalangan tertentu masih mebutuhkan arang sebagai bahan bakar, baik di Magelang
maupun daerah lain.
“Kebanyakan orang memasak
memggunakan arang, cita rasa masakan menjadi lebih enak, rasanya sangat berbeda dengan menggunakan gas,” ujar Eko.
Dia mengungkapkan untuk pembuatan arang memakan waktu cukup lama, bahkan sekali pembuatan bisa memakan waktu satu minggu, dan sekali pembuatan hanya mampu menghasilkan
30 Kg arang
siap pakai.
“Dari mencari dan menata kayu yang dikeringkan, kemudian proses
karbonasi, setelah itu ditimbun menggunakan jerami
lalu dibakar hingga dua sampai tiga hari. Sedangkan hasilnya tidak sebanding dengan pembuatanya. Biasanya 1 KG arang hanya laku Rp.2.500,- itupun
sudah sampai di pasar, lumayan bisa menambah kebutuhan, ” tutur Bapak 2 anak tersebut.(zis)
Tidak ada komentar: