MUNGKID, KABARMAGELANG.com__Ratusan massa dari Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FA-UIB) datangi Vihara
Mendut di komplek Candi Mendut, Mungkid Jumat (25/11) sore. Mereka memprotes
kekerasan yang dialami etnis minoritas muslim Rohingya, di
Myanmar serta mendesak Ketua Vihara
Mendut Bante Sri Vannanya Varo untuk menolak rencana kunjungan pejuang
demokrasi dan peraih nobel perdamaian Aung
San Suu Kyi dari Myanmar ke Borobudur
dan Mendut.
Presidum Fron Aliansi Umat Islam Bersatu Magelang, Anang Imamudin,
mengatakan kedatanganya ke Vihara Mendut bertujuan untuk menyatakan sikap dan
mengklarifikasi serta seperti apa sikap umat budha di Indonesia terhadap
kekejaman yang menimpa kelompok muslim minoritas di Myanmar. “Ini sudah
kejahatan kemanusiaan yang harus disikapi dengan tegas oleh semua pihak baik
lokal, nasional, bahkan Internasional,” jelasnya.
Dia menegaskan akan menyampaikan ke semua umat islam di Magelang
dan sekitarnya, hasil dari pertemuan dengan pimpinan Vihara Mendut. “Kami akan
menyampaikan bahwa ternyata umat budha di sini juga sepaham, yakni menolak semua bentuk kekerasan yang
terjadi di Myanmar. Kami berharap kepada semua pihak untuk tidak berbuat sendiri-sendiri
apalagi anarkis, kita selalu aksi damai,” ujar Anang.
Bante Sri Pannyavaro mengatakan, dirinya mendapatkan informasi bahwa perempuan peraih nobel perdamaian tersebut berencana mengunjungi Candi Borobudur, termasuk ke Vihara Mendut.
"Kami
menolak kedatangannya (Aung San Suu Kyi) karena tidak memperhatikan kejadian-kejadian yang ada di Myanmar.
Mengapa saya harus menolak,
mengapa saya harus terima, tidak ada keharusan saya menerima. Saya pikir, sebagai Bikkhu, sikap menolak
umat merupakan sikap keras,"
jelasnya.
Dia menambahkan,
pihaknya tidak bisa memberikan hukuman berupa kekerasan kepada wanita berpengaruh di Myanmar
tersebut karena ada hukum formal,
yakni hukum negara.
"Sebagai
Bhikku, kami akan menyikapi dengan menolak kedatangannya ke Vihara kami. Kalau dia akan beramal, berdharma
silahkan, tapi kami tidak
menerima. Itu merupakan hukuman yang keras bagi seorang umat,"
tegasnya.
Meski demikian, Bante Sri Pannyavaro mengaku belum menerima informasi pasti apakah Aung San Suu Kyi akan benar-benar datang ke Indonesia atau tidak. Terkait dengan kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Myanmar dan menimpa umat muslim di negara bagian Rakhine, Pannyavaro mengatakan bahwa pihaknya sangat mengecam hal tersebut. Dia juga menyebutkan bahwa tindakan tersebut, bukanlah tindakan seorang umat Buddha.
"Ajaran
agama Buddha intinya adalah mencintai semua makhluk. Kalau memang benar ada pembantaian, tidak bisa dikatakan
lagi dia umat Buddha. Mungkin
hanya mengaku umat Buddha. Kami sangat mengecam keras hal itu," katanya.
Pannyavaro juga menyatakan, akan meneruskan apa yang menjadi permintaan massa ke pihak-pihak terkait. Pihaknya menegaskan bahwa umat Buddha di Indonesia tidak ada hubungannya dengan umat Buddha di Myanmar, namun lebih ke umat Buddha dari Thailand dan Kamboja.(zis)
Tidak ada komentar: