DUKUN, KABARMAGELANG.com__Pasangan
suami istri Wahid Widodo, (39), dan Siti Maona (35) warga Dusun Candigelo, Desa Ngadipura,
Kecamatan Dukun, tak bisa berbuat apa-apa
mengetahui anaknya lahir. Putri keduanya itu terlahir tanpa memiliki langit-langit atas
dan bibirnya sumbing. Peristiwa ini dialami yang kedua kalinya seperti saat
kelahiran puteri pertamanya.
Persalinan
normal di seorang Bidan Desa, Rini
Khasidah Fatimah, pada Selasa (1/11), sekitar pukul 19.30 WIB, dengan berat badang 3,2 kilogram dan panjang
49 sentimeter.
“Bilqis lahir
dengan normal. Orang tuanya juga rajin
memeriksakan kandungannya,” ujar Rini saat mengunjungi bayi Bilqis di rumah
orang tuanya, Rabu (23/11).
Bilqis kondisi
lubang mulutnya membuka dan tak memiliki
langit-langit atas. Bahkan, bayi itu tak bisa menetek Air Susu Ibu (ASI). Untuk
minum susu, terpaksa dengan bantuan sendok.
Kejadian ini
terulang untuk kedua kalinya. Saat kelahiran puteri pertamanya, Istikhomah
juga mengalami hal serupa. Membuat kedua orangnya harus bolak-balik ke rumah sakit demi operasi anaknya. Kini,
kejadian tersebut kembali menimpa anak keduanya.
“Harapan
kami, Bilqis bisa dioperasi seperti kakaknya di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kalau operasi dulu dapat bantuan dari dampak Merapi, sekarang ini Bilqis belum
mendapatkan BPJS Kesehatan atau KIS,”kata ayah Bilqis Widodo seraya memangku
putri pertamanya, Istikhomah.
Buruh tani
ini menuturkan, pengalaman pada puteri pertamanya yang kini berusia 5,5 tahun
yang perna dibawa ke RSUD Muntilan dan RSUP Dr Sardjito namun seakan dibiarkan saja. Baru setelah diberitakan media dan usia anak
4 bulan Isiqomah mendapat bantuan operasi.
“Saat ini
untuk biaya operasi, kami tidak memiliki,” aku Widodo.
Saat ini
Istiqomah menginjak usia 5,5 tahun,
namun tetap menjadi anak minder untuk sekolah. Bahkan berteman dengan anak
sebayanya yang belum kenal tidak mau. Meskipun bibir sumbing dan langit-langit atasnya telah
diopersi, namun kedua selaput matanya menonjol keluar.
Sementara Siti
Maona mengaku, saat mengandung puteri
keduanya rutin memeriksakan, bahkan melakukan USG sebanyak tiga kali.
“Kami
makan seperti biasa saja, saya juga
mengonsumsi susu. Justru saat mengandung
anak pertama nggak mau makan,” tuturnya sembari menggendong Bilqis
Siti juga
menuturkan jika pernikahan dengan Widodo, masih memiliki hubungan keluarga. Ia
berharap anak keduanya bisa dioperasi seperti kakaknya.
“Kami
belum memeriksakan kondisi Bilqis di rumah sakit. Kami ingin dioperasi, tapi
buruh pendampingan di rumah sakit,” tuturnya.
Kepala
Puskesmas Dukun dr Edi Suharso menjelaskan, diagnosanya pada Istiqomah dan
Bilqis adalah kelainan bibir sumbing atau labio palatos schisis dan tidak memiliki langit-langit atas.
“Dugaan
kelainan kromosom karena orang tua masih memiliki hubungan darah. Dan secara
medis untuk operasi, tulang-tulang menyangga rangka sempurna minimal usia 6
bulan,” jelasnya.(zis)
Tidak ada komentar: