BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com__Pasca Erupsi Gunung Merapi, pemerintah Republik Jerman melalui UNESCO
Paris yang di delegasikan UNESCO Jakarta dan dikoordinasikan Kemendikbud RI melalui Balai Konservasi Borobudur telah mengucurkan
bantuan sebesar 600 ribu Euro (Rp. 8,6 miliar). Melalui Third Secretary dari
Divisi Media dan Budaya dari Kedutaan Jerman Alexander Thielitz menyatakan tahun
ini Pemerintah Jerman terus memberikan dukungan terhadap Konservasi Komplek
Candi Borobudur.
“Pemerintah German melakukan dukungan
penuh atas upaya pelestarian Candi Borobudur dari tahun ke tahun. Tercatat
sejak tahun 2011 hingga 2016, Pemerintah German melalui UNESCO Jakarta
memberikan bantuan dana pelestarian, sebesara 600 ribu Euro,” ujar Alexander
Thielitz saat konferensi pers workshop di Hotel Manohara Komplek Candi
Borobudu, Senin (26/9).
Dia sangat mengapreasi mengapresiasi
kolaborasi yang erat antara para konservator di Balai Konservasi Borobudur
bersama para ahli konservator dari German.
“Kegiatan klaborasi ini menghasilkan
output-output yang bermanfaat untuk pelestarian dari sisi struktur candi,” kata
Alexander.
Alexander menegaskan bahwa pihaknya
juga selalu mengevalusi penggunan dana yang sudah di gulirkan melalui kualitas
program kegiatan workshop dan studybanding.
“Hasilnya sangat menggembirakan,
Saya yakin upaya
pemerintah Jerman yang sudah membangun basis kemitraan dalam pelestarian cagar
budaya ini akan mendapat perhatian yang lebih. Karena ini salah satu upaya dan
apresiasi upaya dukungan untuk salah satu tempat unik dimuka dunia ini yang
menunjukan adiluhungnya peradapan manusia,” ujarnya.
Workshop selama dua hari (26-27/9)
dengan tema “Capacity-Building for the Conservation of the Borobudur
Temple Compounds within a Disaster Risk Reduction Framework” (Peningkatan
Kapasitas untuk Konservasi Komplek Candi Borobudur dalam Kerangka Pengurangan
Risiko Bencana) yang diimplementasikan oleh Kantor UNESCO Jakarta bekerjasama
dengan Balai Konservasi Borobudur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini
dihadiri oleh Dr. Harry Widianto (Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan
Permuseuman), Alexander Thielitz (Sekretaris Atase Pers dan Kebudayaan
Keduataan Jerman di Indonesia), Bernards A. Zako (Kepala Unit Budaya UNESCO
Jakarta), Drs. Marsis Sutopo, M.Si, Raditya Jati (Direktur Pencegahan Bencana
BNPB) dan juga para ahli konservasi dari Jerman, BKB, PT. TWC, Manohara Hotel,
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, BPCB DIY, BPBD Jateng, BPBD
Magelang, PSBA UGM, NGO lokal, dan BPPTKG.
Director and Representative, UNESCO Jakarta, Mr Shahbaz Khan, menyatakan bhawa rangkaian kegiatan yang
dilakukan dibawah funding dari Pemerintah German teleh memberikan hasil metode
dan teknik konservasi yang signifikan, kajian kajian teknis yang
bermanfaat dan kegiatan peningkatan kapasitas untuk staff Balai
Konservasi Borobudur.
“Tahun ini proyek ini memfokuskan pada
metodologi untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko bencana baik bencana
alam mauoun bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia,” jelasnya.
Dia menegaskan, Manajemen
penanggulangan bencana yang tepat dan terinci akan berkontribusi pada upaya
pelestarian Borobudur sebagai salahsatu Warisan Dunia.
“UNESCO Jakarta mengucapkan terimakasih
atas bantuan Pemerintah German serta kerjasama yang erat dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta tentusaja Balai Konservasi Borobudur atas
terselenggaranya upaya program pelestarian ini,” pungkas Mr Shahbaz.(zis)
Tidak ada komentar: