Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Drs. Sulaiman Efendi dalam kesempatan tersebut menyampaikan kepada semua Kepala Sekolah dan guru di Muhammadiyah harus ambil bagian untuk bisa mengingatkan kepada para siswanya.
"Dengan menegur, baik secara lisan maupun tertulis, kalau perlu teguran tertulis sampai ke orang tuanya," ujarnya.
Dia mengingatkan kalau masih bisa di toleransi perbuatan siswa yang melanggar dipersilahkan dibina.
"Namun apabila memang sudah tidak bisa lagi di bina, silahkan siswa tersebut dikembalikan kepada orang tuanya," tegas Drs. Sulaiman.
Deklarasi damai ini juga di hadiri oleh Anggota Koramil dan kapolsek Muntilan, Dukun, Mungkid, Sawangan, serta perwakilan pemuda Muhammadiyah dan KOKKAM Kabupaten Magelang.
Kapolsek Muntilan AKP Mudiyanto SH, mengungkapkan sering mengamankan adanya tawuran pelajar baik itu yang berasal dari siswa muntilan , salam , juga mungkid.
"Terakhir ada salah satu siswa dari MA pondok Pabelan yang di aniaya di tempat futsal di wilayah muntilan oleh siswa dari sekolah lain sehingga harus di bawa ke Rumah sakit karena mengalami luka di bagian kepala," ungkapnya.
Dia menjelaskan, setelah di selidiki bahwa para pelajar yang sering melakukan tawuran kebanyakan hanya sebagai korban hasutan dari alumni atau mantan siswa yang di keluarkan dari sekolah.
"Anak-anak tersebut sudah masuk usia dewasa sehingga sekarang masih dalam penyidikan pihak kepolisian," tegas Mudiyanto.
pihaknya berharap agar para guru selalu melakukan pembinaan dan koordinasi dengan Polsek dan Koramil setempat supaya anak didiknya jangan sampai terlibat tawuran lagi.
"Semoga deklarasi damai semacam ini segera diikuti oleh sekolah-sekolah lain," harapnya.
Sementara Humas SMK Muhammadiyah I Muntilan, Agus Saputo S.Pd mengaku bahwa siswanya yang bernama Ihsan Dwi Cahyo warga Ketep, Kecamatan Sawangan, juga menjadi korban pemukulan pada hari Rabu (24/8). sepulang sekolah Ihsan di cegat di Desa Sengi, Dukun, oleh sekitar 25 anak yang disinyalir dari SMK Muhammadiyah Mungkid.
"Sampai hari ini dia masih ketakutan dan belum berani masuk sekolah," ungkapnnya.
Hari Kamis (25/8) lanjutnya, anak-anak SMK Muhammadiyah Muntilan I ganti membalas dengan mencegat anak SMK Mungkid. "Kabarnya juga ada beberapa anak SMK mungkid sampai mengalami luka," kata Agus.
Deklarasi damai di ahkiri dengan penandatangan kesepahaman antara perwakilan Siswa SMK Muhamadiyah Mungkid Yoga luna Hamdani, dengan siswa dari SMK Muhamdiyah Muntilan yang diwakili oleh Agi Subagyo.
Diketahui sejak sebulan terakhir marak aksi tawuran yang dilakukan oleh pelajar SMK dan SMA di Magelang. Tak segan-segan mereka membawa senjata tajam berupa gir, pedang, bahkan Clurit. Hal tersebut terungkap setelah pihak Kepolisian menangkap puluhan pelajar yang akan melakukan tawuran di bebera di beberapa tempat seperti Salam, Muntilan, Dukun, Sawangan, Borobudur, dan Tempuran beberapa waktu lalu. (zis)
Tidak ada komentar: