Dalam aksi
teatrikal di halaman sekolah tampak seorang siswi terlihat asik berjalan
sembari menatap serius layar ponsel pintarnya. Namun tiba-tiba terjatuh akibat
tersandung sebuah pot bunga di pinggir jalan. Siswi itu seolah tidak
peduli dengan dirinya sendiri serta lingkungan di sekitarnya. Ia hanya peduli
dengan permainan di ponselnya. Sesekali wajahnya tampak gembira namun tiba-tiba
panik, begitu seterusnya.
Tidak lama
kemudian siswi itu kembali berjalan dengan tetap serius menatap ponselnya. Ia
kembali terjatuh setelah seorang pengendara sepeda motor menabraknya. Akibatnya siswi itu merintih kesakitan pada
kakinya.
Itulah
adegan aksi teatrikal yang diperankan oleh siswa dan siswi SMP Negeri 3
Candimulyo, di halaman sekolah yang menggambarkan seorang pelajar yang
tergila-gila dengan game "Pokemom Go" hingga membahayakan lingkungan,
diri sendiri, dan orang lain.
Kepala
Sekolah SMP Negeri 3 Candimulyo, Joko Purnomo, menjelaskan bahwa saat ini
masyarakat sedang demam dengan permainan virtual barbasis global positioning
system (GPS) itu. Ramai diberitakan di media massa bahwa tidak sedikit penggila
Pokemon Go yang terluka akibat terlalu asik bermain.
"Aksi
ini untuk menyuarakan dan mengajak masyarakat, khususnya para pelajar untuk
tidak terpengaruh dengan game Pokemon Go. Sebab, ada dampak negatif dari game
ini," ujar Joko, Minggu (24/7/2016).
Dia
menilai bahwa , seseorang yang bermain Pokemon Go hanya akan fokus pada
ponselnya sementara dia juga harus bergerak dan berjalan. Sehingga permainan
ini bisa membahayakan diri sendiri karena dia tidak peduli lingkungan
sekitarnya. Disisi lain, permainan ini juga dinilai tidak etis karena terkadang
"memaksa" orang untuk bermain di perkantoran, sekolah bahkan tempat
ibadah.
"Orang
yang terlalu asik dengan Pokemon Go bisa terluka karena jatuh, ketabrak
kendaraan, bahkan ada juga yang sampai kesasar, ke tempat yang seharusnya tidak
untuk bermain," ungkap Joko.
Joko
menegaskan sejak adanya permainan itu tidak sedikit pelajar, yang terganggu
konsentrasi belajarnya. Dan jika di biarkan terus menerus di khawatirkan prestasi para pelajar akan menurun , karena
waktu belajar berkurang hanya untuk berlama-lama bermain game pokemon Go.
Sebagai antisipasi, pihaknya sudah menerapkan peraturan bahwa seluruh siswa
dilarang untuk membawa ponsel ke sekolah.
"Kami
berharap anak-anak Indonesia terutama
yang masih pelajar bisa terlindungi dari dampak negatif Pokemon Go,"
harapnya.
Salah satu
siswi Sastia Anggraini, mengaku pernah memiliki permainan tersebut di
ponselnya. Namun belakangan ia berhenti karena mengganggu konsentrasi
belajarnya.
"Setiap
hari rasanya hanya ingin main Pokemon Go terus, tapi terus berhenti karena jadi
malas belajar, selain itu di sini signal GPS susah," ucapnya sambari tertawa.(zis)
Tidak ada komentar: