Di sela – sela kesibukanya
melukis, Muhammad Yani, memaparkan bahwa dirinya saat ini hanya fokus melukis binatang
jenis kambing, buaya, dan burung. Pasalnya tiga binatang ini dinilai memiliki
keunikan tersendiri.
“Kambing merupakan
hewan yang identik dengan kebijaksanaan, buaya hewan yang setia, sementara burung hewan yang
bebas,” ujarnya saat di Tingal Larar Art House And Homestay, Jumat (21/7).
Namun demikian dari
ketiga binatang tersebut yang paling dia suakai adalah burung, karena dinilai
cocok dengan kehidupan pribadinya, terutama jenis gagak hitam.
"Karakter burung gagak hitam suka menyendiri dalam mencari inspirasi," katan Pria yang akrab di sapa Mang Yani ini.
Mang Yani menegaskan memilih
konsep karyan Ruang Waktu Datar (RWD),
karena RWD merupakan salah satu bahasa rupa yang memiliki dimensi waktu dan
cenderung mengabaikan dimensi
ruang sehingga lebih bersifat naratif/bercerita.
"Namun sebelum menggunakan konsep teori RWD ini, saya pernah melukis dengan konsep lain. Dan banya yang sudah terjual, kebanyakan berupa lukisan abstrak," ungkapnya.
Saat ini, Mang Yani tengah membuka pameran tunggal di Tingal Laras Art House And Homestay, Borobudur. Puluhan lukisan hasil karyanya tampak dipamerkan di sepanjang dinding homestay yang berlokasi di Dusun Tingal Wetan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur itu.
Pengelola Tingal
Laras, Kukuh Tirta S mengaku sangat mengapresiasi Mang Yani berikut lukisan hasil karyanya.
"Saya sangat salut dengan Mang Yani, tidak hanya dalam hal kepribadiannya, namun juga kemampuan melukisnya," ucapnya.
Menurutnya, Mang Yani adalah sosok pelukis yang unik. Selain karena kebiasaanya melukis di tempat yang sepi dan tidak ada orang lain, dia juga harus mendengarkan musik blues.
"Dia tidak bisa
melukis kalau tidak mendengarkan musik blues. Idenya seperti menghilang begitu saja,” ujar Kukuh yang juga anggota Polres
Magelang ini.(zis)
Tidak ada komentar: