MUNTILAN, KABARMAGELANG.com___Di Kabupaten Magelang memiliki makanan khas yang hanya bisa ditemui saat bulan Ramadan. Makanan penuh karbohidrat
tersebut dinamai Jemunak.
Orang sekitar mengartikanya sebagai singkatan habis ngaji nemu enak (Setelah
Mengaji Merasa Enak)
Dari dulu, makanan yang terbuat dari parutan ketela, tepung beras ketan itu hanya diproduksi di kawasan Muntilan, tepatnya di Dusun Karaharjan, Desa Gunungpring dan disajikan untuk takjilan. Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa orang yang kemudian turut memproduksi jemunak karena diminati warga.
Di Karaharjan sendiri, satu-satunya orang yang dikenal sebagai pembuat jemunak adalah Mbah Mul. Resep pembuatan makanan itu diyakini didapat dari warisan nenek moyang warga Muntilan yang kemudian dibuat secara turun temurun.
Diusianya yang ke
89 tahun Mbah Mul, masih bertahan
membuat makanan tradisional itu meski kini banyak sekali
jajanan lain yang memiliki variasi
rasa dan tampilan.
"Setiap Ramadan, saya pasti membuat jemunak. Setiap hari kami selalu melayani, bahkan dari luar Muntilan juga ada yang suka datang. Dan sebagian lagi dijual dan dititipkan ke warung sekitar, "katanya di sela-sela kesibukanya membuat jumenak Selasa, (15/6).
Dia menjelaskan, pembuatan jemunak cukup sederhana. Hanya berbahan dasar parutan ketela dicampur dengan beras ketan. Kedua bahan ini ditanak di atas tungku kayu, sehingga menghasilkan citarasa yang otentik. Setelah matang, adonan ditumbuk hingga halus, lalu dberi taburan kelapa parut dan larutan gula merah sebagai topping.
"Saya bikin rata-rata sampai 1000 bungkus per hari atau sekitar 25 kilogram ketela dan 7 kilo beras ketan, setiap hari," terang Mbah Mul.
Rasa ketela yang legit, berpadu dengan gurihnya kelapa serta manisnya gula merah, membuat kudapan ini disukai banyak orang, dari anak-anak hingga orang dewasa. Kandungan karbohidrat pada ketela dan beras ketan cocok untuk memulihkan tenaga setelah perpuasa sepanjang hari.
Jemunak biasanya dijajakkan oleh para penjual keliling, atau dapat juga ditemukan di lapak-lapak pasar dadakan di daerah Muntilan setiap menjelang buka puasa. Di warung harga, jemunak tergolong murah meriah, yakni Rp.1500 per bungkus.
Vina (20), warga Muntilan, mengaku selalu rindu kelezatan jemunak karena hanya dapat dibeli waktu Ramadhan saja. Dia selalu menyempatkan diri membeli beberapa bungkus jemunak di rumah Mbah Mul atau di warung saat ngabuburit.
"Saat ngabuburit, ingatnya ya jemunak Mbah Mul. Kami sering beli untuk camilan buka puasa,"ujar Vina.(zis)
Tidak ada komentar: