DUKUN, KABARMAGELANG.com__Sekelompok
seniman lereng Merapi yang tergabung dalam Barisan Solidaritas Masyarakat Untuk
Merapi (Basiran Semmut) lakukan aksi teatrikal seslamet di halaman Candi Asu, Desa Sengi, Kecamatan Dukun,
Sabtu (4/6). Aksi yang mendapat pengawalan ketat satu pleton Dalmas Pores,
serta Jajaran Polsek Sawangan,
Mungkid, dan Dukun tersebut, juga di hadiri beberapa tokoh seniman budayawan
hingga tokoh lintas agama, serta LSM peduli lingkungan.
Di
pipmpin seniman dari Tutup Ngisor, yakni Sitras Anjilin, tanpa iringan music
gamelan beberapa orang seniman sambil duduk mulai menari perlahan menggunakan
tangannya. Tidak berapa lama muncul seniman Ismanto dari sela-sela Candi Asu,
bak kesurupan mulut seniman fenomenal ini melai mengeluarkan suara yang entah
ditujukan kepada siapa, “bego lu!!”.Kata-kata itu diucapkan berulang-ulang
dengan nada semakin keras.
Setelah
puluhan kali berkata “bego lu”, masih
diiringi tarian senyap, tangan
Ismanto mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas kecil yang di cangklongnya.
Kemudian perlahan namun tegas dia mulai membaca tulisan yang tertera
diantaranya.
“Terkait
dengan maraknya penambangan material di kawasan Gunung Merapi baik legal maupun
illegal akhir-akhir ini, terutama turunya IUP untuk PT.SKS di Desa Nglumut,
Srumbung, dan PT.Bumi Selaras di Desa Ngablak Srumbung, dari ESDM Propinsi,
maka Solidaritas Masyarakat Magelang Untuk Merapi menyampaikan pernyataan sikap
sebagai berikut.
Menolak
penambangan dengan alat berat, karena merusak lingkungan dan infrastruktur,
serta minimnya PAD. Menuntut
Gubernur dan ESDM Jawa Tengah untuk menetapkan moratorium ijin tambang dengan
alat berat. Menuntut Pemda Magelang untuk tidak mengeluarkan rekomendasi
pengajuan ijin penambangan alat berat, serta melakuakan audit lingkungan kepada
usaha tambang yang ada di wilaya Kabupaten Magelang, serta mereforestasi
kawasan bekas tambang untuk dipulihkan fungsinya sebagai kawasan konservasi.
Usai
membacakan pernyataan sikap yang sebelumnya sudah ditanda tangani seluruh
eleman yang hadir , aksi diakhiri dengan
Doa serta pemotongan tumpeng yang di pimpin oleh Sitras Anjilin , dengan
harapan keselamatan
senantiasa diberikan oleh Tuhan kepada masyarakat lereng Merapi, dari Murkanya Gunung Merapi
akibat adanya pengrusakan dari ulah para penambang.
Ismanto
menjelaskan bahwa aksi ini digelar karena rasa keprihatinan dari masyarakat
terutama di sekitar Candi Asu. Mereka melakukan di halaman Candi, karena tidak
jauh dari situs besejarah ini, banyak sekali dilakukan penambangan.
“Dari
sini tidak sampai ratusan meter, bahkan Candi Pendem yang berada di pinggir
sungai, keadaanya sudah
memprihatinkan akibat maraknya penambangan, “ucapnya.
Terkait
kata-kata “bego lu” yang selalu diucapkan saat teatrikal, dia mengatakan bahwa
dalam pikiranya hanya terlintas terhadap alat berat (bekho).
“Tidak
ada maksud atau saya tujukan kepada untuk siapa, “kelakar Ismanto.
Sementara
Tokoh Paroki Romo Kirjito, dalam kesempatan tersebut mengaku merasa prihatin
dengan maraknya kembali penambangan dengan alat berat. Dia menegaskan bahwa
penambangan bukan hanya berdampak kepada masyarakat sekitar tambang saja.
“Infrastruktur
di Jawa Tengah rusak lebih banyak disebabkan dari banyaknya penambangan,
“jelasnya.
Dia
juga mengatakan ketegasan pemerintah terutama penegak hukum juga dinilai tidak
ada keseriusan.
“Saya
heran ketika melihat truk bermuatan pasir yang melebihi batas didiamkan saja.
Kalau sudah seperti itu sebenarnya yang harus bertanggung jawab itu penambang
atau pemerintah ya, “ucap Romo Kirjito.
Aksi
yang mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat ini ditutup dengan acara
kegiatan konserfasi lingkungan bersama dengan penebaran 5000 benih ikan berbagi jenis di Dusun Saren,
Desa Sengi, Dukun,(Zis)
Tidak ada komentar: