SALAMAN, KABARMAGELANG.com__Akhir-akhir
ini masih ramai berita di media tentang kasus-kasus hubungan seksual sesama
jenis. Banyak pihak yang menentang keberadaan lesbian, gay, biseksual dan
transgender atau yang terkenal dengan istilah LGBT, baik dari segi agama, etika,
maupun kesehatan. Di Indonesia sendiri, sejauh ini hubungan dan pernikahan
sesama jenis dilarang. Oleh sebab itu Karang Taruna sebagai generasi muda
diminta untuk ikut mencegah keberadaan LGBT masuk di Kabupaten Magelang. Hal
tersebut disampaikan sekretaris Disdikpora Kabupaten Magelang Drs Mushowir
dihadapan puluhan anggota Karang Taruna
se Kabupaten Magelang, dalam acara Pelatihan Manajemen Organisasi
Karang Taruna Kabupaten Magelang 2016 di SKB Salaman Selasa (8/4).
Mushowri menjelaskan
bahwa LGBT (Lesbi Gay Biseksual Transgender) adalah menguatnya
pemahaman tentang penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan, dimana seseorang cenderung
menyimpang dari fitrah seksual, yang dapat menimbulkan berbagai problematika. Bukan hanya
psikologi, namun juga dapat meningkatkan penyakit HIV-AIDS.
"Peningkatan
penyakit menular seksual itu meningkat pada kelompok yang memang melakukan
tindakan seksual yang tidak sesuai dengan fitrah, "jelasnya.
Dia juga meniali
LGBT tersebut merupakan gerakan internasional yang bisa dikatakan sebagai proxy
war atau perang perwalian dari negara luar, untuk memperlemah kondisi Indonesia. "Mereka
melakukan upaya-upaya agar sesama anak bangsa itu melakukan sebuah pertikaian,
"ungkap Mushowir.
Oleh karenanya
Mushowir menegaskan, LGBT butuh penanganan segera dengan menggunakan banyak cara dan metode. Dia berharap peran karang taruna agar bisa menyikapi hal tersebut.
“ Kami berharap
peran karang taruna didalam menyikapi dan ikut mencegah serta mengahapus LGBT
di di wilayah Magelang ini, ”tegas
Mushowir.
Kegiatan
Pelatihan Karang Taruna merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh
Disdikpora Kabupaten Magelang yang diikuti oleh 84 orang dari Organisasi Karang
Taruna dari 21 Kecamatan di Kabupaten Magelang per kecamatan terdiri
dari 2 (dua) Desa per Desa 1 putra dan 1 putri.
Adapun
tujuannya untuk peningkatan kualitas
organisasi untuk mengembangkan peran dan fungsinya secara optimal agar tercapai
suatu kondisi dimana suatu organisasi bisa menjadi contoh serta sarana untuk
memajukan masyarakat dengan memperbaiki manajemen organisasi terutama peran
pemimpinnya.
“Setelah
mengikuti pelatihan ini para peserta akan mendapat pemahaman yang jelas
mengenai kepemimpinan, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, gaya-gaya
pribadi serta ketrampilan kunci seperti bagaimana menetapkan arah untuk sebuah kelompok,
menguatkan perilaku produktif dan menghadapi permasalahan-permasalahan kinerja
dengan percaya diri, “tandas Kabid
Kepemudaan dan Olahraga, Drs. Hery Yusuf W, M.Pd, (zis)
Tidak ada komentar: