SECANG, KABARMAGELANG.com__Tidak semua orang korban PKH lantas kehidupanya semakin buruk.
Ada sebagian dari mereka menjadi sukses dan layak di contoh. Seperti yang di
jalani Suratinah (44) dan Sukaryo (44), warga Dusun Candi, Desa Sidomulyo,
Kecamatan Secang, Magelang. Pasangan suami istri
tamatan SD ini kini menjadi pengusaha sukses setelah terkena PHK
di sebuah pabrik boneka di Bandung. Bahkan berkat kesuksesanya, tempat
tinggalnya kini mendapat julukan “kampong boneka”
Mereka tidak menyangka atas keberhasilan yang telah diraihnya, mengingat
keduanya berasal dari keluarga tidak mampu. Bisa di katakan untuk makan se hari
– hari saja kesulitan apalagi untuk membiayai sekolah.
"Kami ini hanya lulusan SD, dan harus bekerja di pabrik
boneka di Bandung untuk membantu keluarga," ujar Suratinah.
Suratinah menceritakan, di
pabrik boneka ini juga dia bertemu dengan suami tercinta Sukaryo. Namun di
pabrik tersebut nasib baik tidak berpihak kepada mereka. Pada tahun 1977
keduanya terkena PHK dan kembali ke Desa dimana orang tuan Suratinah tinggal.
Karena
harus menghidupi keluarga, keduanya lantas mencoba membuka usaha kerajinan
boneka dengan bekal ilmu yang di peroleh saat bekerja di pabrik, serta memakai
modal RP. 5 juta hasil tabugan yang masih tersisih.
"Kami berjalan dari kampung-kampung di Magelang untuk
menjajakan boneka, waktu itu keuntungannya terkadang habis buat beli makan dan minum di
jalan,"ucap Tien panggilan akrab Suratinah sembari tersenyum.
Lambat laun dengan penuh ketekunan, usaha mereka berkembang dengan
baik. Konsumen mulai menyukai boneka karyanya. Selain memiliki kualitas bsik harganyapun
sangat terjangkau. Karena banyaknya pesanan, mereka kahirnya memperkerjakan
warga sekitar untuk membantu membuat berbagai jenis boneka.
Pesanan boneka semakin banyak. Mereka lalu memperkerjakan warga
sekitar untuk ikut membantu memproduksi boneka.
"Kami selalu update model boneka yang sedang digemari, mulai
dari jaman micky mouse, teddy bear, kelinci, bantal cinta, dan sekarang ada
Masha and The Bear, Frozen serta Kuda
Poni. Alhammdullah omset kita rata –
rata sudah Rp 30 juta setiap bulanya, " sebut Tien.
Sementara sang suami Sukaryo, menambahkan bahwa bonekanya makin
digemari, karena ia mengutamakan
kualitas. Bahkan boneka produksinya ini sudah mengantongi Standar Nasional
Indonesia (SNI).
"Untuk harga mulai Rp 3.000 - Rp 400.000 per buah. Tergantung
ukuran boneka, "jelas lelaki yang juga hanya jebolan SD ini.
Diketahui tahun 2007 lalu,
usaha boneka "Mbak Tien" mendapat penghargaan dalam Citi
Microenterpreneurship Award di Jakarta. Pasutri yang sudah di karuniai dua anak
ini juga kerap diundang ke berbagai
pelatihan maupun seminar sebagai nara sumber. (zis)
Tidak ada komentar: