MUNTILAN, KABARMAGELANG.com__Belasan warga RT 04 Dusun
Wonoboyo, Desa Keji, Kecamatan Muntilan, Magelang mendatangi Balai Desa
setempat untuk meminta kejelasan keberadaan pabrik ditengah pemukiman warga
Sabtu (13/2). Mereka mengeluhkan pabrik kayu yang berada di tengah pemukiman tersebut
selain mengganggu aktivitas dan kesehatan, juga di sinyalir ilegal pasalnya mereka tidak pernah ditembusi adanya izin amdal.
Salah satu warga, Brian Pradana menyatakan banyak warga mengeluhkan berdirinya pabrik di dekat pemukiman. Pabrik yang sudah beroperasi selama 7 bulan ini sangat mengganggu, dimana, limbah pabrik telah mencemari lingkungan dan pemukiman. "Yang paling kami takutkan pengopenan karena selalu menimbulkan asap pekat dari corong dan itu sangat mengganggu kesehatan masyarakat seitar," jelasnya.
"Bau asap masuk ke dalam rumah sehingga Kami sudah menutup rumah dan ventilasi rapat - rapat dengan plastik, namun bau asap tak sedap tetap saja masuk, "keluh Brian.
Dia mengungkapkan kondisi ini sangat meresahkan, warga mengharapkan agar pabrik segera di pindahkan. "Terserah mau dibuat apa yang penting tidak ada aktivitas pabrik, mau dibuat gudang penyimpanan atau gedung apa terserah," tegasnya.
Salah satu warga, Brian Pradana menyatakan banyak warga mengeluhkan berdirinya pabrik di dekat pemukiman. Pabrik yang sudah beroperasi selama 7 bulan ini sangat mengganggu, dimana, limbah pabrik telah mencemari lingkungan dan pemukiman. "Yang paling kami takutkan pengopenan karena selalu menimbulkan asap pekat dari corong dan itu sangat mengganggu kesehatan masyarakat seitar," jelasnya.
"Bau asap masuk ke dalam rumah sehingga Kami sudah menutup rumah dan ventilasi rapat - rapat dengan plastik, namun bau asap tak sedap tetap saja masuk, "keluh Brian.
Dia mengungkapkan kondisi ini sangat meresahkan, warga mengharapkan agar pabrik segera di pindahkan. "Terserah mau dibuat apa yang penting tidak ada aktivitas pabrik, mau dibuat gudang penyimpanan atau gedung apa terserah," tegasnya.
Warga yang lain Sri Suswati, bahkan menyebutkan sejumlah warga sudah mengalami beberapa penyakit kulit seperti gatal gatal dan juga sesak nafas karena diduga limbah pabrik dari debu dan asap pabrik. Selain itu status ijinyapun dia menilai tidak jelas.
"Selama 7-8 bulan serbuk
limbah, asap dan debu pabrik, kebisingan, arus lalu lintas bongkar muat. Mereka
juga tidak pernah mendengar keluh kesah
warga. Setahu saya dulu ijinya cuma untuk jual beli kayu, tetapi sekarang
dipakai pabrik pengolahan "ucapnya.
Sementara Pj Sekretaris Desa Keji, Supriyono, meminta agar warga tidak mengambil kesimpulan terhadap gangguan pabrik. "Harus ada kejelasan dulu dari Dinas terkait untuk melakukan pengecekan, jangan sampai apa yang disampaikan warga itu hanya prasangka saja," katanya saat menjawab keluhan warganya.
Menanggapi pernyataan Sekretaris Desa tersebut, sejumlah warga merasa kecewa. Mereka menilai Supriyono sebagai perangkat desa seolah tidak memihak kepada warganya. “Jujur kami menyayangkan sikap Pak Priyono yang keliahatan membela pabrik, “tutur Brian kesal.
Sementara Pj Sekretaris Desa Keji, Supriyono, meminta agar warga tidak mengambil kesimpulan terhadap gangguan pabrik. "Harus ada kejelasan dulu dari Dinas terkait untuk melakukan pengecekan, jangan sampai apa yang disampaikan warga itu hanya prasangka saja," katanya saat menjawab keluhan warganya.
Menanggapi pernyataan Sekretaris Desa tersebut, sejumlah warga merasa kecewa. Mereka menilai Supriyono sebagai perangkat desa seolah tidak memihak kepada warganya. “Jujur kami menyayangkan sikap Pak Priyono yang keliahatan membela pabrik, “tutur Brian kesal.
Untuk meredam situasi Penanggung Jawab Pabrik, Miftahudin, meminta warga menghargai sejumlah proses yang saat ini masih berjalan.seperti halnya perizinan meskipun pabriknya sudah beroperasi "Secara pribadi saya minta maaf, saya minta ada waktu untuk membicarakan hal ini secara tertutup,"ucapnya.
Namun usai pertemuan tetutup
dengan sejumlah perwakilan, Miftahudin meninggalkan ruang melalui pintu
belakang menghidari sejumlah wartawan yang menunggu di depan Balai. Menurut
keterangan beberapa warga yang mengikuti pertemuan tertutup, pihaknya tetap
meminta pabrik di pindah. (zis)
Tidak ada komentar: