SECANG, KABARMAGELANG.com__ Memiliki keterbatasan fisik tak harus membuat dirinya merasa rendah, bahkan hasil karyanya memiliki nilai
jual hingga jutaan rupiah. Sinta Dewi Ranti (23), warga Dusun Sawahan, Desa Pancuranmas,
Kecamatan Secang Magelang, meski menderita cacat tuna rungu dan tuna wicara, gadis cantik ini ternyata pandai membatik.
Hasilnyapun tidak kalah dengan batik-batik yang sudah terkenal.
Anak pertama dari empat bersaudara pasangan
Suranto (51) dan Dwi Suswanti (51) ini adalah lulusan sebuah SLB di Magelang tahun 2011 lalu. Selepas dari
SLB dia sempat jatuh bangun dalam berkarya. Dari membuat berbagai, soufenir, dan
gantungan kunci, pernah ia tekuni namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya
memutuskan untuk bekerja ikut pengusaha batik di Magelang, namun lagi-lagi ia
gagal karena hasilnya tidak seimbang dengan karyanya.
“Sinta sangat kecewa dan keluar dari kerja, setelah
mengetahui hasil batik karyanya di jual dengan harga sangat mahal, pernah ada yang laku Rp.2,5 juta satu potong,
dan dia hanya di bayar sekedarnya, bahkan pernah tidak di bayar, “ungkap Dwi
Suswanti ibu kandung Sinta.
Dwi mengatakan sejak keluar dari kerjanya
pertengahan 2014 yang lalu, dia mencoba membatik sendiri di rumah dengan modal
yang sangat kecil. Dia juga menyebutkan, meskipun belum besar tetapi sudah ada
beberapa jenis batik yang sudah dia
ciptakan. “Seperti truntum jagat,
sulur-sulur, ketela, kupu-kupu, cempaka, dan bunga crubung, “terangnya.
Dia menambahkan batik-batik
anaknya sampai saat ini penjualanya masih sebatas di titipkan kepada para
pengusaha batik karena di rumah belum di kenal orang. “Untuk harga mulai dari
ratusan ribu hingga satu jutaan rupiah, tergantung
dari motif, jenis bahan, dan lamanya pengerjaan, “jelasnya.
Sementara sang ayah Suranto
mengaku, usaha anaknya tersebut masih memerlukan modal yang cukup, karena untuk membuat batik baru dia masih menggantungkan dari terjualnya batik yang
laku. “Kami berharap pemerintah bisa membantu permodalan dan pemasarannya, “harapnya,
(zis)
Tidak ada komentar: