MUNGKID, KABARMAGELANG.com__Pembakaran lapak dalam aksi penolakan penambangan liar (illegal) yang
dilakukan warga Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat
(8/1) kemarin, akan di laporkan serikat buruh slenggrong Merapi ‘Punokawan’ Ke polisi.
Hal tersebut dilakukan karena pos
pemantau banjir yang merupakan milik anggota Punokawan juga ikut di bakar.
Ketua Punokawan, Fatkhul Mujib Minggu (10/1) menyatakan bahwa
pihaknya akan melaporkan aksi pembakaran yang dilakukan warga Desa Kemiren dalam
aksi penolakan penambangan manual liar yang Jumat (8/1) kemarin. “Selain portal
untuk jam malam, pos tempat pelayanan sosial yang juga pemantau banjir kami
ikut di bakar, “jelasnya.
“Padahal jelas kedua tempat tersebut tidak ada kaitanya dengan penambangan
liar yang di lakukan oleh Sirojul Munir, “tegas Fatkhul.
Dia menilai ada pihak-pihak yang menunggangi dalam aksi kemarin, untuk
menyerang pihaknya (punokawan). “Berdasarkan informasi, aksi kemarin ditunggangi
oleh orang-orang dari luar desa kemiren dan di sinyalir mereka adalah orang
bayaran, oleh karena itu kami tetap akan melaporkannya ke Polres Magelang, ”terangnya.
Diketahui, ratusan warga melakukan demo menolak aktivitas penambangan manual
liar di bekas (eks) Dusun Kaligesik diperbatasan Desa Kemiren dan Kaliurang,
Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, yang di lakukan oleh Sirojul Munir (50)
warga Dusun Ngetos, Desa Sriwedari, Kecamatan Muntilan. Jumat (8/1) kemarin. Dalama
aksinya mereka merusak semua fasilitas dan membakar lima lapak milik penambang.
(zis)
Tidak ada komentar: