SALAMAN, KABARMAGELANG.com__ Memasuki musim penghujan, tanah di Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Magelang mengalami retak. Sedikitnya 50 rumah kepala keluarga terancam bencana tanah longsor. Sebagian besar bangunan rumah warga berdiri di wilayah rekahan tanah yang tersebar di beberapa titik.
Salah satu rekahan bahkan sudah ada yang menerjang bangunan milik
warga. Salah satunya yakni rumah Tejo Sukmono warga Dusun Tabusari Desa
Margoyoso Salaman. Dia mengatakan
rekahan tanah muncul di rumahnya saat musim kemarau kemarin. Memasuki musim penghujan, rekahan tanah semakin lebar, “katanya..
"Musim hujan seperti ini lebar rekahan tanah bertambah menjadi 5 cm dan panjang rekahan sekitar 50 meter. Rekahan tanah sudah memasuki bangunan bagian dapur. Dindingjuga juga sudah mulai retak," jelas Tejo..
Selain mengancam rumah Tejo, rekahan tanah itu juga mengancam beberapa rumah yang ada di bawahnya. Bahkan ada rekahan tanah yang sampai ke bangunan sekolah dasar (SD) di dusun tersebut.
rekahan tanah muncul di rumahnya saat musim kemarau kemarin. Memasuki musim penghujan, rekahan tanah semakin lebar, “katanya..
"Musim hujan seperti ini lebar rekahan tanah bertambah menjadi 5 cm dan panjang rekahan sekitar 50 meter. Rekahan tanah sudah memasuki bangunan bagian dapur. Dindingjuga juga sudah mulai retak," jelas Tejo..
Selain mengancam rumah Tejo, rekahan tanah itu juga mengancam beberapa rumah yang ada di bawahnya. Bahkan ada rekahan tanah yang sampai ke bangunan sekolah dasar (SD) di dusun tersebut.
Kepala Desa Margoyoso M Rofiq Santoso menjelaskan, desanya terdiri dari enam dusun. Sebagian besar, di Dusun-dusun tersebut berpotensi bencana tanah longsor. Sedang khusus tanah retak total ada 10 titik yang tersebar di enam dusun.
"Seperti di Dusun Tobong, Tubansari, Kalisari ada sekitar 10 titik. Keretakan tanah dengan lebar dan panjangnya bervariasi. Setidaknya ada 50 rumah warga yang tingkat kerawanan tanah longsor tinggi,"ungkapnya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Sujadi mengatakan, penyebab tanah retak di desa tersebut adalah perubahan tata tanah. Area rumah yang sebelumnya undak-undakan kemudian diurug tanah dan tidak dibarengi dengan konstruksi yang tidak memadai. "Hal ini menjadi pemicu tanah retak," terangnya
"Warga yang rumahnya dilalui rekahan jika malam untuk berhati-hati. Kami himbau untuk tidak beraktiftas di wilayah tanah yang retak. Ini berbahaya karena retakan tanahnya cukup panjang,"tutur Sujadi. (zis)
Tidak ada komentar: