SALAMAN, KABAR MAGELANG.com__ Isak tangis keluarga mengiringi
kepergian jenazah Slamet Prasetyo, pengajar Program Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM3T) saat di semayamkan di tempat pemakaman
umum Dusun Kemasan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman. Pemuda 23 tahun ini meninggal dunia karena perahu yang
ditumpanginya bersama tiga temanya tenggelam di Dusun Parit Kongsi Desa Teluk
Pandan, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat Minggu (15/11) siang.
Berdasarkan
keterangan yang di dapat, meninggalnya Slamet bermula ketika ia bersama tiga
rekanya berkunjung untuk silaturahmi ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sambas Sabtu (14/11). Ketika pulang Minggu
(15/11) siang, perahu yang ditumpangi besama rekanya itu bocor, dan menyebabkan
perahu terbalik dan tenggelam.
Kakak Ipar korban
Rian Iswandari, menjelaskan pihak keluarga mengetahui kabar Slamet tenggelam
sekitar pukul 14.00 dari rekanya. “Untuk memastikan, kami terus menghubungi
rekan-rekanya yang ada di Kabupaten Sambas, dan ternyata memang benar, “katanya.
“Saat itu
jeanazah Slamet belum ditemukan. Kemungkinan masih dalam pencarian. Dan pada
pukul 17.00 (tiga jam berikutnya) kami
baru mendapat informasi kalau Slamet sudah di temukan, namun sudah meninggal, “jelas
Rian.
Dengan
peristiwa ini lanjutnya, semua kelurga
sangat shock. Mereka tidak menyangka jika Slamet Prasetya yang masih semuda itu
telah pergi. “Hampir setiap hari adik (Slamet) itu menghubungi
keluarga untuk menanyakan kabar dirumah. Beberapa jam sebelum kejadian kemarin
dia juga masih sempat menelpon, “ungkapnya.
Kepala
Pusat Pengembangan Profesi Guru (PPG) SM3T Universitas Negeri
Semarang (Unnes) Ngabiyanto menerangkan , korban merupakan salah satu
guru program SM3T. Program ini merupakan upaya Pemerintah dan Unnes
mengatasi kekurangan guru didaerah pelosok. “Ia merupakan anak yang rajin dan
pandai. Ia salah satu putra terbaik dari Unnes, sebab untuk bisa masuk di
program ini IP minimal harus 3,0, ” terangnya.
“Setiap guru
yang mengalami Sakit, kecelakaan di lokasi mengajar, serta meninggal semua sudah
diasuransikan. Kami akan segera uruskan
dokumen untuk klaim asuransi terhadap Slamet, “jelas Ngabiyanto.
Slamet
merupakan anak ke dua dari Muhammad Yasir dan Sutiah. Meski tampak shock terutama ibunya (Sutiyah)
namun keluarga bisa menerima musibah ini dengan ikhlas. Dimata keluarga,Slamet
merupakan anak yang baik, begitu juga
terhadap teman-teman sebaya Slamet dikenal pemuda yang ramah. Ia pun juga
pernah mengajar di sebuah Madrasah Aliyah sekitar Kecamatan Salaman selama satu
tahun, Sebelum mengajar di daerah pelosok Indonesia tersebut. Slamet Prasetya
sudah 3 bulan mengajar di daerah pelosok Kalimantan ini untuk satu tahun kedepan. (zis)
Tidak ada komentar: