SAWANGAN, KABARMAGELANG.com__Seabagian orang, helm hanya berfungsi sebagai
pengaman dan pelindung keamanan berkendara serta menaati peraturan lalu lintas
bagi pengendara. Akan tetapi bagi
komunitas Helmed Lovers Magelang helm adalah sebuah fashion dan berdaya beli
tinggi, apalagi helm yang di dapatkan memiliki nilai sejarah tersendiri.
Jangan heran
jika suatu saat melihat orang menenteng
helm di jalan dan angkutan umum meski mereka tidak mengendarai sepeda motor.
Mereka bahkan menenteng-nenteng helm saat belanja dan jalan-jalan ke
mall. Helm fullface dan berharga mahal itu dibawa ke manapun mereka pergi,
termasuk ke acara sekolah dan kondangan. Uniknya, mereka tidak mengendarai
sepeda motor namun mobil.
Penggiat Helmed
Lovers Magelang Iis Rose Muhammad mengaku membawa tidak kurang 10 helm di dalam
mobilnya. Ia mengaku tidak risih dan tidak takut dianggap aneh dan ditertawakan
orang.
"Saya pernah
dianggap sebagai orang gila. Namun saya
malah bangga. berarti ada respon dari masyarakat. Bagi kami helm adalah sebuah
kebanggaan," kata Iis.
Pengusaha Toko
Besi Fajar Timur ini mengaku pernah punya pengalaman buruk dengan hobi helmnya.
Iis dan istrinya dituduh sebagai pencuri helm stadion Abu Bakrin Magelang saat
membeli martabak.
"Saat
konser musik ada delapan orang kehilangan helm. Tukang parkir lapor polisi
padahal saya hanya mampir beli martabak usai jemput istri. Di mobil saya memang
ada 10 helm. Untung polisi tahu saya memang kolektor helm,"ungkapnya.
“Saya menyukai
helm sejak umur 5 tahun. Setiap ada gambar helm di koran selalu saya gunting
lalu saya tempelkan di buku pelajaran, namun baru bisa mengoleksi helm mulai
tahun 2009 lalu, setelah berhenti mengikuti balap motor, “aku Lis.
Iis dan adiknya
Johan Wahyudi sempat lama menggeluti road race di Yogyakarta. Setelah berhenti,
Iis berbisnis toko besi sementara Johan Wahyudi menjadi Kepala Desa Sawangan,
Kabupaten Magelang. "Pekerjaan utama saya adalah beli helm, kalau toko
besi itu hanya hobi, "jelasnya.
Awalnya, Iis
mengincar helm-helm milik pembalap dengan kisaran harga Rp 2 juta sampai Rp 8
juta per buah. Sebulan, Iis biasa membeli dua helm bekas balapan. Helm yang ada
bekas lecet karena terjatuh akan dinilai lebih karena punya unsur historis.
Hobi ini terus
berjalan hingga dua bersaudara ini memiliki lebih dari 200 helm aneka merek dan
jenis. Helm-helm itu diletakkan di lemari kaca dan sebagian ditata rapi di atas
kasur dan almari. Sebagian besar koleksi helm Iis adalah Kyt sehingga ia
dijuluki sebagai Camat Kyt Indonesia.
Julukan Camat
Kyt diberikan komunitas Helmed Lovers yang memiliki anggota sekitar 20 ribu
orang se-Indonesia. Mereka aktif di grup facebook. Kini, Iis mulai selektif
memilih helm dengan hanya mengoleksi helm milik pembalap yang sudah terkenal
dan kenal baik dirinya.
Setahun
terakhir, Iis menekuni desain helm dan bekerja sama dengan sejumlah pembalap
untuk membuat desain helm yang akan digunakan untuk balapan. Mereka membuat dua
helm setiap satu motif, satu untuk pembalap dan satunya untuk dikoleksi Iis.
Lelaki
kelahiran 4 Juli 1971 mengatakan nilai helm ditentukan harga resmi pabrik dan
popularitas pembalap. Disebutkan bahwa ukuran baik dan buruk helm dilihat dari
aspek motif, warna, vitur, dan berat helm.
Sementara itu,
sang adik Johan Wahyudi mengatakan bahwa hobi mengoleksi helm ini merupakan
kelanjutan dari hobi balapan motor di Yogyakarta. Dikatakan bahwa kakaknya
memang memiliki hobi unik namun keluarganya bisa menerima dan memahaminya.(zis)
Tidak ada komentar: