SAWANGAN, KABARMAGELANG.com__Beong (mystus nemurus), mulai sulit ditemukan
dan ditenggarai hampir punah. Beong adalah jenis ikan mirip lele yang hidupnya
di alam bebas seperti di sejumlah sungai di Pulau Jawa khususnya Sungai Progo. Karena
rasanya yang sangat berbeda dengan ikan-ikan lainya, beong banyak di buru dan
di gemari banyak orang, akibatnya ikan jenis ini, kini sangat
sulit ditemukan. Namun berkat penelitian yang terus dilakukan Fidil Rahmad,
Kepala UPT Balai benih Ikan (BBI) Sawangan Dinas Peternakan dan Perikanan
(Peterikan) Kabupaten Magelang, beong kini berhasil di budidayakan. Bahkan
sejak awal 2014 kemarin, mulai menebarkan ke sejumlah sungai. Salah satunya ke
Sungai Progo, yang menjadi habitatnya.
Fidil Rahmad terus melakukan pengamatan terhadap perilaku ikan yang bentuk
tubuhnya mirip dengan ikan patin dan lele tersebut. Yakini dengan melakukan
pengamatan baik prilaku dan hidup ikan beong tersebut. Bersama tiga petugas di
BBI Sawangan, Fidil mencoba membandingkan dua jenis pakan. Pertama dengan
memberi pakan pelet dan satunya dengan ikan hidup. Untuk diketahui, ikan ini
merupakan jenis ikan carnivora atau pemakan daging.
"Selain sudah ditebarkan ke sejumlah sungai, kini kami menyisakan
sekitar 3.500 ekor untuk pengamatan lebih lanjut. Saat ini, kami memberikan
perlakukan terhadap 3.000 ekor ikan beong yang kami beri pakan pelet dan 500
ekor sisanya diberikan pakan ikan hidup yakni jenis melem," katanya.
"Dan hasil sementaranya sudah dapat diketahui, bahwa perkembangan jauh lebih
cepat jika diberi pakan hidup (ikan melem) dibanding dengan pelet, “jelasnya.
Menurutnya, ikan yang memiliki warna hitam dengan tiga patil (senjata)
ditubuhnya itu, memiliki nilai ekonomi tinggi. Apalagi, jenis ikan ini sebagai
salah satu menu khas di sejumlah warung makan di Kabupaten Magelang yang banyak
diminati masyarakat. Terkait hal itu, pihaknya terus mencoba memijahkan jenis
ikan ini. Hasilnya dari dua pasang ikan beong ini, bisa menghasilkan sekitar
30.000 ekor benih.
Saat proses perkawinan itu, lanjut Fidil, memerlukan waktu dan proses
panjang. Selama proses kawin, indukan
beong bisa mencapai 10-12 kali. “ Dalam satu kali proses perkawinan itu, satu
ekor ikan beong betina bisa menghasilkan 15 ribu telur,” jelasnya.
“Setelah umur sekitar tiga minggu, anakan beong yang berukuran panjang 5
atau 7 sentimeter, mereka siap dilepas ke habitat aslinya di Sungai Progo, “ungkap
Fidil.
Untuk saat ini, pihaknya memiliki sekitar 60-an ekor calon induk dan masih
dilakukan seleksi yang nantinya akan di butuhkan sebagai indukan yang bagus dan
berkwalitas. “Namun ikan beong memiliki kelemahan jika dipelihara di kolam.
Yakni rentan terhadap oksigen yang rendah. “terangnya
“Beong, tidak memiliki alat pernapasan tambahan, sehingga kalau air tidak
bersih akan mati. Selain itu, Beong juga gampang terkena parasit bintik putih
jika kondisi air jelek, cuaca terlalu panas, fluktuasi terlalu tinggi rentan
terkena parasit tersebut. Agar bisa dibudidayakan di kolam dengan baik harus
bisa mengantisipasi hal-hal tersebut,”tutur Fidil.(zis)
Bibitnya di jual ndak pak?kalo di jual sy berminat untuk beli..kalo bisa jg ajari untuk pemijahan supaya nantinya ikan ini bs jd ikan konsumsi sprti lele nila dll...
BalasHapus