BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com__PT. Taman
Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko akan menggelar sendra tari
Mahakarya yang ke 19 di panggung Akhsobya komplek Taman Wisata Candi Borobudur Sabtu
(10/10) malam. Sendra tari yang menggabarkan pendirian Candi Borobudur nantinya
akan melibatkan sebanyak 205 penari yang sebagian besar adalah penari lokal.
Direktur
Pemasaran dan Kerjasama PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu
Boko Sahala Parlindungan Siahaan, menjelaskan sendra tari Mahakarya yang ke 19
ini merupakan kerja sama antara PT. TWCB Prambanan dan Ratu Boko dengan para
seniman ISI Solo, dan Borobudur Art Center. “Sedikitnya 205 penari yang
nantinya akan memeriahkan Sendra Tari Mahakarya, “jelasnya.
“Sendratari
bergengsi ini, 90 persen lebih dari ratusan penari berasal dari penari lokal
Magelang, bahkan pengiring musik nantinya yang akan tampil sebagian besar
berasal dari seniman Borobudur sendiri. Hanya pemeran Gunadharma, dan
Smaratungga, serta pengendang yang berasal dari ISI Solo, “terang Riki sebutan
akrab Sahala Parlindungan Siahaan di Candi Borobudur (8/10).
Sendra
Tari Mahakarya lanjut Siahaan, bercerita tentang
prosses pembangunan Candi Borobudur. Bagaimana rakyat dan prajurit Mataram Kuno
bergotong royong membangun Candi Borobudur dengan titah Raja Samaratungga. “Pementasan
kali ini di harapkan bisa mengedukasi para penonton untuk memahami pendirian Candi,
“katanya.
“Kita
harapkan nantinya akan tercipta nilai dalam diri penonton, sehingga rasa
memilik bisa di hati penonton, sekaligus bisa menceritakan berdirinya Candi.
Untuk selanjutnya bisa diwariskan kepad generasi yang akan datang, “urai
Siahaan.
Sedra
Tari Mahakarya berdurasi 60 menit ini,
juga memaknai tentang kemegahan dan keagungan Candi Borobudur dalam bidang seni
tari. PT TWCB menyediakan 4 klas bagi penonton dan tamu yang ingin menyaksikan
Sendra Tari Mahakarya Borobudur tersebut. “Platinum Clas dengan tiket Rp.
800.000, Gold Clas Rp.600.000, Festival Clas Rp. 300.000, serta Studend Clas
Rp. 100.000, “sebut Kepala Unit TWCB Krisna Murti Adiningrum.
“Sampai
hari ini (8/10) dari 500 tempat duduk yang kami sediakan, hanya tinggal 82 sheet
yang masih tersisa, “tutur Krisna.
Krisna
menambahkan untuk pementasan kali ini, tidak lagi ada gajah di panggung,
seperti tahun-tahun sebelumnya. karena gajah
memilik dampak dengan suasana rame. Kita kembali menggunakan pakem yang sudah
ada. “Namun demikian nanti kita akan mendekor dengan suasana pedesaan dan
njawani, “pungkasnya. (zis)
Tidak ada komentar: