SALAMAN, KABARMAGENGA.com__Kekeringan terus melanda warga Perbukitan Menoreh, tepatnya Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman. Selama musim kemarau ini warga di desa ini mengalami krisis air bersih. Untuk mendapatkan air bersih mereka harus berjalan 1 kilometer melintasi tebing terjal untuk sampai sumber mata air yang masih mengeluarkan air meski keruh.
Sesampai di sumber air, warga harus rela antre dengan ratusan warga lain hanya untuk mendapatkan setetes air. DEngan menggunakan ember atau jerigen, serta wadah lainya.Mereka mengantre air siang dan malam. Meski demikian, air tidak bisa langsung difungsikan, mereka masih perlu menyaring air tersebut untuk dikonsumsi.
"Airnya
memang tidak jernih, tapi mau bagaimana
lagi, hanya mata air ini yang masih bisa difungsikan," kata Sepen,
55 salah satu warga.
"Kalau sudah antre air pagi hari, nanti siang harinya gantian dengan warga lain. Setelah mendapatkan, air kemudian disaring dahulu sebelum digunakan,"jelasnya.
Minimnya air bersih ini memaksa warga harus berhemat memanfaatkan air. Warga mandi sehari sekali menjadi hal biasa di Dusun Selorejo, dan Karangsari Desa Ngargoretno. Karena mata air di dusun Selorejo tersebut hanya satu-satunya mata air yang tersisa selama musim kemarau.
"Warga disini belum pernah mendapatkan bantuan air bersih," akunya.
Ketua RT 21 Dusun Selorejo, Desa Ngargoretno Muhidin menjelaskan, warga mengalami kekurangan air bersih sejak musim kemarau berlangsung. Meski kecil, mata air ini dimanfaatkan warga dua dusun yakni Selorejo, dan Karangsari.
Antrean panjang
warga untuk mendapatkan air bersih berlangsung setiap hari sudah menjadi
pemandangan biasa. Secara keseluruhan, ada 123 Kepala Keluarga dengan 400-500
orang per hari yang mengalami kekeringan di dua dusun tersebut.
"Mereka tiap hari harus antre untuk mendapatkan air bersih. Dari pagi sampai siang selalu ramai warga yang mengantre. Bahkan pada malam hari mereka harus menggunakan lampu senter untuk antre," ungkapnya. (zis)
"Mereka tiap hari harus antre untuk mendapatkan air bersih. Dari pagi sampai siang selalu ramai warga yang mengantre. Bahkan pada malam hari mereka harus menggunakan lampu senter untuk antre," ungkapnya. (zis)
Tidak ada komentar: