Salah satu petani Nur Waluyo mengatakan,
bahwa para petani cabai di wilayahnya sejak sebulan terakhir terus mengalami
kerugian yang sangat drastis, bahkan sekarang harga cabai dari petani turun menjadi Rp. 5000 per kilonya. “Bulan kemarin harga cabai bisa mencapai Rp.
50.000 per kilonya, sekarang hanya Rp.5000, “katanya.
“Padahal kami telah mengeluarkan biaya yang
sangat tinggi untuk pembelian pupuk dan obat-obatan, agar tanaman cabai bisa
bagus, “ungkap Waluyo.
Waluyo membeberkan, untuk menutup modal yang
telah di keluakan petani, bisa tercapai klo harga per kilonya minimal Rp.
15.000,- sampai dengan Rp. 20.000,-. Dengan asumsi untuk mendapatkan 1kg cabai,
para petani harus memetik dua pohon cabai. “Padahal 1 batang pohon cabai sampai
bisa panen memerlukan biaya Rp.7500, rata-rata para petani mengalami kerugian
hingga belasan juta , “urainya.
“Kalau sekarang per kilo hanya laku Rp.5000, untuk
menutup biaya 1 pohon saja tidak cukup, belum lagi dengan biaya tenaga untuk
memanen yang perharinya 1 orang tenaga sudah mencapai Rp. 50.000,-, “beber Waluyo.
Sementara salah satu pedagang cabai Kholil, mengaku mengalami kerugian yang sangat
besar akibat anjloknya harga cabai sejak sebualan terakhir. Sebagai pedagang
dia telah membeli dengan harga yang mahal. “Tiba-tiba harga cabai merosot drastis,
tentu ini sangat merugikan, “terangnya.
“Kami berharap pemerintah mau mendengar apa
yang dirasakan petani saat ini. Apa artinya pemerintah menggembar-nggemborkan
agar bisa swasembada pangan jika hasilnya seperti ini. Kasihan para petani jika
harus terus merugi, “pungkas Kholil ynag mengaku mengalami kerugian hingga
puluhan juta ini. (zis)
Tidak ada komentar: