Fauzan (26) warga Warga
Dusun Ledok, Desa Pirikan, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
menuturkan, bahwa kejadian 19 tahun
silam tak akan pernah dilupakannya. Yakni sebuah kejadian yang mengubah
hidupnya menjadi berbeda dengan orang pada umumnya. “Saat umur 7 tahun saya terjatuh
dari ayunan. Tulang pinggul dan saraf terganggu, sehingga Pertumbuhan badan
saya menjadi tak normal, “ungkapnya saat menghadap Ketua DPRD Magelang untuk mengikuti
Expo Disabilitas di Jakarta.
Meskipun
usia sudah 26 tahun, Namun badannya tampak kecil, kakinya pincang, bahkan bicarapun
terbata-bata. Hal ini yang mungkin dirinya sering menjadi sasaran ejekan oleh teman-teman
sebayanya. “Kalau di ejek teman-teman sudah biasa, “akunya.
Dengan
keterbatasannya ini dia terus mencoba menjalani hidup seperti orang umumnya. Bahkan
saat masih sekolahpun dia sambil bekerja semampunya. ”Terakhir saya kerja di
pabrik tekstil di Ungaran,”tuturnya.
Karena
tidak kuat memenuhi tuntutan kerja yang harus sama dengan teman-teman kerja
dengan kondisi normal, akhirnya dia memilih keluar, dan mulai belajar mandiri
di rumahnya dengan membuka lembaga kursus untuk tingkat SD/SMP.
”Meski saya cacat
beban kerja yang diberikan harus sama dengan yang normal, kalau suruh lari
terus saya jelas tidak bisa, akhirnya saya keluar dan buka kursus pelatihan
khusus matematika untuk SD dan SMP, ”jelas Fauzan.
“Sekarang
sudah ada 40 anak yang belajar. Lumayan itung-itung buat biaya kuliah,” kata mahasiswa
Universitas Terbuka yang sekarang sudah semester akhir ini.
Di
dalam meniti pekerjaanya yang mulai di dengar orang, Fauzan akhirnya ditemukan dengan orang-orang
yang senasib. Yakni sesama cacat fisik, yang juga sering di pandang sebelah
mata olek kebanyakan orang.
Akhirnya
Tahun 2014 lalu, dia bersama rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas mulai
membentuk sebuah paguyuban, yang di beri nama Kubis. ”Kelompok usaha bersama disabilitas,”beber
Fauzan tentang organisasinya itu.
Saat
ini, Kubis baru bisa mewadahi kaum
disabilitas se Kecamatan Secang. Namun Fauzan berharap, teman-teman sesam disabilitas
lainya untuk bergabung. ”Saat ini ada lima belas anggota yang aktif, laki-laki
delapan dan perempuan tujuh, ”sebutnya.
“Kami
sudah merintis sebuah usaha yang dijalankan bersama, dengan modal hanya 5 juta,
yaitu usah sablon baik untuk kaos, spanduk dan mug. Lumayan, sebulan omsetnya rata-rata
tiga juta. Bisa buat kesibukan teman-teman, ”jelasnya.
Fauzan
menambahkan, bahwa sebenarnya usahanya bisa bertambah besar. Namun karena keterbatasan
modal membuat terpaksa mereka jalankan seadanya.
Tidak
berhenti sampai di situ, Fauzan juga aktif di lingkungan sosialnya. Ibu-ibu
rumah tangga di sekitarnya diberdayakan dengan membuat usaha makanan olahan
berupa keripik talas. ”Kemarin sudah dipesan banyak dari Semarang, dan sudah
berjalan usahanya,”tambah Fauzan.
Karena
semangat dan bakat serta kemampuan, seorang Fauzan yang disabilitas ini, Dia
diminta oleh Dinsostransduk Propinsi untuk mewakili Jawa Tengah dalam Expo
Disabilitas di Jakarta tanggal 3-5 September 2015 besok.(zis)
Tidak ada komentar: